Nono Warnono, Sastrawan dan Budayawan Jawa, Dari Buku Anugerah Sutasoma Hingga Penghargaan Rancage

Bojonegoro, iNewsTuban.id - Meski masih duduk dibangku Sekolah Pendidikan Guru Negeri (SPGN) Bojonegoro Tulisan Nono Warnono satu persatu mulai menghias media massa berupa cerita pendek, cerita anak dan puisi. Kepercayaan dirinya semakin terpupuk.
Ditahun 1985 Nono memperlebar sayap dengan menulis dimedia berbahasa jawa. Setelah beberapa kali mengirim naskah dalam bentuk Cerita Cekak (Cerkak) dan Geguritan (puisi jawa) Nono sukses menembus blantika sastra jawa yang disaat itu masih dipuncak masa keemasan.
“Semakin bersemangat menulis jawa setelah berkarib dengan penulis jawa seperti J.F.X Hoery, Yes Esmi Suryasasmita, Djayus Pete, dan lainnya,” papar pria dengan tutur kata santun ini.
Untuk lebih memperluas wawasan dan mengasah kemampuan dalam kepenulisan bahasa jawa, Nono kemudian turut bergabung dalam Sanggar Sastra Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB), wadah bagi para sastrawan jawa yang cukup diakui reputasinya dikancah nasional.
Ratusan karya tulis Nono baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa jawa tersebar di majalah /koran nasional dan lokal. Tulisan berbahasa Indonesia termuat di majalah Mimbar Agama Islam, Mingguan Guru, Suara Merdeka, Bhirawa, Karya Dharma, Simponi, Jawa Pos, Solo Pos dan beberapa media online.
Sedangkan tulisan berbahasa jawa tersebar di media berbahasa jawa seperti Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodhang, Darma Djati dan lainnya.
Selain produktif menulis dimedia massa, Nono yang juga aktif dikegiatan kelembagaan NU dan pramuka ini juga telah menerbitkan belasan buku berbahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Selain itu bersama penulis lainnya juga telah menerbitkan puluhan buku antologi.
Beberapa buku berbahasa Indonesia yang telah diterbitkan yaitu antologi puisi “Nyanyian Bidadari”(Majas 2018), Sehimpun sajak “Meruwat Halaman Belakang” (Rumah Akar,2019), “Lelaki Dalam Rembulan”(Praktek Mandiri Bojonegoro,2020).
Nono yang pernah meraih predikat sebagai Guru Teladan Nasional tahun 1998 dan menjadi duta Pertukaran Guru di Jepang ini, juga menulis buku pendidikan “Perspektif, Sebuah Catatan Pendidikan,Bahasa Sastra dan Sosial Budaya”(Asia Grafgika,2016) “Merdeka Belajar (Praktek Mandiri,2020) dan buku penunjang untuk guru “Blended Learning (Pustaka Ilalang,2020)
Bersama dengan sastrawa jawa J.F.X Hoery dan para dwija SD di Bojonegoro juga menulis buku “Matoh Basa Jawa” (Asia Education,2014) untuk siswa SD kelas 1-6. Sementara untuk buku berbahasa jawa yang sudah diterbitkan diantaranya yaitu: kumpulan geguritan “Sanja” (PSJB lan Elmatera Jogyakarya,2010),”Laras Gupitasari”(Pustaka Ilalang,2018), “Rembulan Karahinan”(Buana Grafika,2021), “Dalan Enggokan (Azza Grafika) lan “Bedhug” (Nuntera Jogyakarta 2022).
Sedangkan untuk novel jawa diantaranya yaitu “Lir Lesung Jumeglung” (Nuntera Jogyakarta,2022), “Lintang ing Langit Madinah”(PSJB dan Buana Gragika) dan buku kumpulan cerita misteri “Malaikat Jubah Putih” dan masih banyak lainnya.
Disastra jawa, lelaki penghobi kuliner ini juga telah menerima penghargaan membanggakan. Diantaranya yaitu menerima penghargaan Rancage dari Yayasan Rancage Bandung tahun 2014 dengan karya novel antalogi cerkak “Kluwung” (Azza Grafika 2013( dan juga menerima Anugerah Sutasoma dari Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) merupakan karya sastra jawa terbaik dengan buku kumpulan geguritan “Kidhung Langit” (Azza Grafika-2018).
Buku-buku karya Nono Warnono seringkali menjadi rujukan para mahasiswa untuk bahan menulis skripsi diantaranya dari Universitas Negeri Surabaya (UINSA), Universitas Negeri Solo (UNS)dan Universitas Negeri Semarang (UNS)
Bagi Nono Warnono yang saat ini menjabat Ketua Sanggar Sastra Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB) menulis tidak semata menyalurkan hobi namun juga mengukir sejarah. Menurutnya, banyak tokoh dari lintas jaman namanya masih terukir abadi karena karya tulis yang dihasilkan.
Pemikir islam yang kondang diantaranya Imam Nawawi, Imam Syafi’I, Imam Maliki dan lainnya. Sementara disastra jawa penulis terkenal yaitu Ronggowarsito, Mpu Prapanca dan lainnya. Selain itu juga banyak penulis nasional lainnya yang namanya senantiasa harum dikenang karena karya-karya emas yang lahir dari buah pemikirannya.
Editor : Prayudianto