Tradisi Ijuk Nganten, Ritual Ngalab Berkah Berumah Tangga

Bojonegoro, iNewsTuban.id - Pasangan pengantin di Dusun Grenjeng, Desa Sraturejo, Kecamatan Boureno, Kabupaten Bojonegoro usai melaksanakan ijab Kabul dan resepsi ngundhuh mantu, harus menjalankan prosesi ijuk nganten di sumur nganten yang dikeramatkan warga setempat.
Tradisi ini sudah berjalan ratusan tahun. Untuk pasangan pengantin yang berani melanggar tradisi itu dipercaya bakal menerima kesialan hidup selama menjalani bahtera rumah tangga.
Prosesi ijuk nganten tidak hanya memberikan kesan mendalam bagi pasangan pengantin. Namun juga menjadi tontonan dan hiburan bagi masyarakat. Yang telah menjadi adat, pasangan pengantin yang masih menggunakan pakaian pengantin lengkap diarak ke sumur nganten.
Untuk pasangan pengantin yang rumahnya jauh dari lokasi sumur nganten, datang dengan baik becak yang sudah dihias khusus, sedang yang rumahnya tidak terlalu jauh cukup dengan jalan kaki. Selama perjalanan menuju sumur nganten diiringi oleh keluarga pengantin.
Yang paling ditunggu warga, khususnya anak-anak kecil yang berkumpul prosesi ijuk nganten yaitu adanya prosesi udhik dhuwik. Sebelum memasuki lokasi sumur pengantin, pasangan pengantin dan keluarganya harus udhik dhuwik atau melemparkan uang koin keatas. Warga yang berkerumun saling berebut uang yang dilemparkan keudara itu Suasana menjadi ramai dan meriah
Saat tiba di sumur nganten, juru kunci yang sudah menunggu pasangan pengantin dan rombongan, sudah menyiapkan berbagai ubarampe (perlengkapan) untuk prosesi ijuk nganten. Diantaranya mengisi penuh tempat penampungan air berupa bongbis yang airnya berasal dari sumur nganten. Didalam air tadi sudah dicampur dengan bunga tujuh warna.
Mbah Supo juru kunci sumur ngnten kemudian memimpin prosesi ijuk nganten. Dimulai dari pengantin pria. Dari air kembang yang diciduk dari bongbis, kemudian dipancurkan untuk mencuci tangan, kemudian wajah. Untuk mencuci wajah hanya bagian muka. Tidak boleh membasahi telinga dan rambut. Dilanjutkan mencuci kaki.
Selesai pengantin pria prosesi kemudian dilanjutkan pengantin wanita. Prosesi dan urut-urutannya juga sama. selama prosesi membasuh pasangan pengantin, bibir Mbah Supo tidak putus-putusnya melantunkan doa-doa dalam bahasa jawa.
Menurut Herry Abdi Gusti, budaya yang juga tokoh masyarakat Sraturejo, tradisi ijuk nganten merupakan warisan leluhur yang masih kental dalam kehidupan warga setempat.
“Dengan menjalankan ijuk nganten, diharapan pasangan pengantin yang membangun rumah tangga bisa mendapatkan keberkahan, Menjadi pasangan sakinah, Mawadah, warahmah, terhindar dari semua kesialan dan bahaya juga memiliki keturunan yang soleh dan sholekah,” terang Herry.
Selain itu, ditambahkan Herry dengan ijuk nganten juga menjadi sarana untuk bersuci atau membersihkan diri sebelum memulai melayari kehidupan baru. ritual ijuk nganten tidak hanya berlaku untuk warga asli desa. Warga pendatang yang menikah dengan warga setempat juga harus menindakkan prosesi ijuk nganten.
Tidak ada warga, khususnya pasangan pengantin baru yang berani melanggar adat ijuk nganten karena percaya bakal mendapatkan balak yang menakutkan dibelakang hari selama berumah tangga.
Editor : Prayudianto