Pemdes Prunggahan Wetan Suguhkan Drama Kolosal Peristiwa Rengasdengklok Sebelum Upacara Kemerdekaan

TUBAN, iNewsTuban.id - Untuk pertama kalinya, warga Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menggelar drama kolosal peristiwa Rengasdengklok, yakni peristiwa bersejarah menegangkan saat para pemuda melakukan penculikan terhadap Soekarno - Hatta, agar segera melakukan Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 agustus 1945.

Ratusan warga tumpah ruah menghidupkan kembali detik-detik penting jelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Sebuah rumah warga di Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, di sulap menjadi salah satu rumah peristiwa bersejarah Rengasdengklok, sebelum Indonesia merdeka dari tangan penjajah.

Di sinilah pementasan di mulai, memperlihatkan saat kaum muda dan mudi menjemput Soekarno – Hatta, untuk segera membaca teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dengan di antar oleh Muhammad Hatta, Fatmawati dan juga Guntur Soekarno Putra sekaligus para tokoh pemuda, Soekarno - Hatta segera membacakan teks proklamasi, tanda lahirnya negara baru, Republik Indonesia, dan juga lepasnya bangsa Indonesia dari tangan penjajah yang telah menguasai bangsa Indonesia ratusan tahun.

Suasana drama kolosal kian hidup saat iring-iringan mobil yang berisi tokoh masyarakat yang berperan sebagai para pejuang, bergerak menuju Lapangan Barat Ketigo, Desa Prunggahan Wetan.

Ratusan warga yang hadir, berdesakan menyambut kedatangan Bung Karno dengan gemuruh sorak sorai dan teriakan pekik Merdeka! Merdeka!.

Di lapangan Barat Ketigo, pementasan memasuki puncaknya. Teks Proklamasi dibacakan dengan khidmat, disaksikan oleh sekitar 600 warga dari 12 RT Desa Prunggahan Wetan.

Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga terlihat antusias, menyaksikan langsung sejarah bangsa Indonesia diperankan di depan mata mereka.

Usai pementasan, upacara pengibaran Bendera Merah Putih dilaksanakan dengan penuh khidmat.

Semangat nasionalisme terpancar di wajah ratusan warga, yang untuk pertama kalinya mengikuti peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 dengan cara berbeda ini.

“terkait dengan upacara bendera hari ulang tahun kemerdekaan ri ke-80, ee pemerintah desa perunggahan wetan ya mengadakan kegiatan ini di lapangan barat gedigo. ini merupakan kegiatan yang pertama kalinya dengan tujuan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme khususnya para generasi penerus bangsa ini. tadi sempat diadakan ya drama kolosal, itu supaya adik-adik kita tahu bahwasanya ee kemerdekaan ya, proklamasi itu ada sejarahnya. jadi ada kelompok pemuda dan kelompok tua yang artinya dalam menentukan proklamasi tanggalnya harinya ini terjadi perbedaan. tadi sudah disampaikan ya lewat drama kolosal dengan harapan supaya masyarakat khususnya adik-adik generasi penerus bangsa ini tahu tentang sejarah itu. ini pemerannya adalah tokoh masyarakat desa perunggahan wetan saja. warga sini. yang hadir itu perwakilan dari semua rt yang ada di wilayah desa perunggahan wetan. ada 12 rt kalau personelnya mungkin ada 600 lebih. ini baru pertama kali, nanti insyaallah ke depan ini kita evaluasi kekurangannya di mana kita benahi, kita perbaiki ke depan akan kita selenggarakan yang lebih baik, lebih meriah lagi. ini baru pertama kali,” ungkap Harry Winarko, Kepala Desa Prunggahan Wetan.

Kegiatan ini tak hanya jadi sebuah pertunjukan seni, tetapi juga media edukasi untuk generasi muda, agar tak melupakan jerih payah para pejuang, sekaligus menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebangsaan yang kuat dalam benak sanubari generasi penerus bangsa.

Editor : Prayudianto