LAMONGAN, iNews.id - Pasar takjil dadakan di Desa Moropelang, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan menjadi tempat faforit masyarakat berburu makanan untuk berbuka puasa. Sejak pukul 15.30 WIB ratusan warga telah memenuhi pasar takjil di sepanjang jalan desa Moropelang.
Mereka berasal dari beberapa desa di Kecamatan Babat dan Kecamatan Pucuk. Semakin sore pengunjung yang datang semakin menyemut. Berjubelnya pengunjung selalu menjadikan arus kendaraan menjadi macet.
Meski berlokasi di jalan desa, pasar takjil dadakan yang selalu digelar selama bulan ramadhan itu menyediakan berbagai makanan dan minuman hingga berbagai makanan ringan. Selama masa pandemi dua tahun lalu pasar takjil juga masih dibuka. Tentu dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) ketat.
Hanya saja ramadhan kali ini warga yang datang dipasar takjil banyak mengeluh dengan naiknya harga makanan dan gorengan. Kenaikan harga mencapai 100 persen.
"Harga makanan dan gorengan pada naik dua kali lipat. Biasanya gorengan harganya Rp 500 perbiji sekarang menjadi Rp. 1000," keluh Sutarmi, warga asal Desa Keyongan, Kecamatan Babat, Senin (4/4/2022).
Kenaikan harga tersebut membuatnya harus mengeluarkan anggaran ekstra.
Keluhan yang sama disampailan Ridho yang membeli lauk ayam geprek. Jika biasanya harga perpotong ayam geprek 5000 rupiah kini melonjak hingga 7000 rupiah.
Para pedagang sendiri sebenarnya merasa berat untuk menaikan harga jualan. Namun karena melambungnya harga minyak goreng, tidak ada pilihan selain ikut 'mengganti' harga jualan.
"Terpaksa harga gorengan dinaikkan. Kalau hargaya tidak naik tidak dapat untung," ujar Solikah penjual gorengan.
Diakuinya bulan ramadhan menjadi berkah baginya dan pedagang lainnya mendapatkan rejeki dengan berjualan takjil dadakan sebulan penuh.
"Hanya saja tahun ini harus dihadapkan kenyataan melambungnya harga minyak goreng dan lainnya menjadikan hasil penjualan tidak seramai tahun-tahun lalu," tutupnya.
Editor : Prayudianto