Tradisi Turun-temurun, Memandikan Bayi di Aliran Sungai Bengawan Solo

Pipit Wibawanto
Tradisi memandikan bayi di sungai Bengawan Solo (foto: iNews.id/pipit wibawanto)


 Uang koin diberikan sebagai bentuk amal dan rasa syukur orang tua bayi. Melalui tradisi ini warga berharap sang anak dapat tumbuh sehat dan selamat selama hidup berdampingan dengan sungai terpanjang di Pulau Jawa itu.
 
“ikut ritual adus nggawan, biar selamat semua, usia 7 bulan sampai 2 tahun, prosesnya membeli air bengawan bisa Rp. 500  bisa Rp. 1000, ini sudah turun-temurun, baru kali ini ikut karena baru punya anak satu ini,” ujar Ayu Rahmawati, ibu dari Dina Auliya Sarifah

“adus nggawan, siraman sambil melempar koin, biar selamat, biar sehat, ini anak saya usia 7 bulan,” ungkap Kholisatun, ibu dari Mohammad Dian Saputra

Tradisi turun-temurun ini biasanya dilakukan sendiri-sendiri. Orang tua yang memiliki anak berusia menginjak 7 bulan dan maksimal 2 tahun, harus menggelar adus nggawan. Namun kali ini pemerintah desa setempat mencoba menggelarnya secara masaal, untuk memfasilitasi warga yang belum pernah melaksanakannya.
 
Ritual adus nggawan ditutup dengan rebutan uang. Puluhan warga terlibat desak-desakan untuk memperebutkan uang yang dilempar perangkat desa. Bagi-bagi uang ini dilakukan sebagai bentuk syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rejeki.



Editor : Prayudianto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network