TUBAN, iNewsTuban.id - Bagi anda pecinta minuman tradisional Legen yang berada jauh di luar Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tak lagi risau ketika membawa Legen. Melalui tangan kreatif seorang pria, getah sadapan pohon siwalan itu mampu bertahan lama dalam kemasan higienis, tanpa menghapus rasa khasnya. Inovasi tersebut cukup laris, sehingga mendatangkan pundi-pundi rupiah bagi sang produsen.
Setiap pagi, Hadi Purwanto, warga Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, menghabiskan waktu di dapur rumahnya, untuk memproduksi Legen kemasan yang diberi merek “Legenda”.
Diketahui, Legen merupakan minuman tradisional khas Kabupaten Tuban, yang berasal dari getah sadapan pohon siwalan. Namun, legen asli sulit dibawa keluar kota, karena tidak dapat bertahan lama, bahkan kerap berubah rasa. Selain itu gas yang dihasilkan tak jarang menyebabkan botol meletus, jika terkena guncangan.
Melalui sentuhan tangan kreatif pria 47 tahun ini, Legen asli kini dapat bertahan lama dan tidak meletus selama perjalanan. Bahkan proses pengawetan menggunakan metode pasteurisasi, yang dilakukan tidak menghilangkan rasa khasnya. Legen kemasan ini tetap manis dan segar.
Legen kemasan yang mampu bertahan hingga berminggu-minggu ini, menjadi pilihan oleh-oleh masyarakat yang hendak ke luar kota. Selain aman dalam perjalanan, rasa khasnya masih tetap terjaga.
“ini saya minum legen kemasan, baru ini, biasanya kan legen nggak bisa tahan lama, ini kan kemasan bisa bertahan lama, ini saya mau pesen buat rapat di Surabaya,” ujar Khoirul Huda, pembeli Legen kemasan.
Meski baru dimulai tahun 2020 lalu, usaha pengemasan legen ini telah banyak memiliki pelanggan. Tak hanya masyarakat umum, para pelaku usaha perhotelan dan restauran juga kerap memesan Legen kemasan, untuk para tamunya.
Dalam sehari, Hadi mampu memproduksi antara 50 hingga 100 botol. Harga yang di tawarkan bergantung kemasan, yaitu Rp 7.500 untuk botol 250 mililiter, Rp 10.000 untuk botol kemasan 500 mililiter dan Rp 25.000 untuk botol 1 liter.
“inovasi legen kemasan ini sudah satu tahun setengah, inspirasi karena menjawab permasalahan masyarakat Tuban karena kalau membawa minuman legen ini terkendala keawetan legen ndak bisa bertahan lama, saya ketemu keponakan dosen di Unibraw, saya uji coba 3 bulan dan menemukan inovasi ini, sehari bisa produksi 50 sampai 100 botol, penjualan lewat medsos,” ungkap Hadi Purwanto.
Legen kemasan memiliki prospek cerah. Namun satu kendala yang dihadapi produsen adalah, ketersediaan bahan baku legen asli berkualitas. Sebab pasokan bahan baku Legen dari petani sekitar mengalami pasang surut.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait