"Alhamdulillah, setelah saya tiba disini dan berusaha mencari solusi, kita menemukan inovasi baru dengan memanfaatkan limbah pasir silika disekitar pabrik. Dan hasilnya ternyata produksi udangnya meningkat dan ukurannya menjadi lebih besar," beber pria Asli Blitar ini.
Sublandri manambahkan, hasil panen udang tersebut selanjutnya akan dikirim ke supliyer, untuk kemudian diekspor ke negara Uni Eropa. Dengan harga kisaran 85 ribu per kilogram. Dan inovasi pemanfaatan limbah pencucian pasir silika yang dikolaborasikan dengan produk bioteknologi herbal dari PT Nelindo tersebut, diyakini akan berdampak baik terhadap lingkungan sekitar.
Udang vaname menjadi lebih kuat dan sehat serta memiliki ukuran yang cukup besar. Foto : iNews/Siro
"Dengan adanya terobosan tersebut, limbah pasir yang biasanya mencemari laut bisa dialihfungsikan untuk keperluan budidaya udang Vaname," terangnya.
Selain itu, lanjut Sublandri, pemanfaatan limbah pasir silika juga mampu membuat biaya produksi menjadi lebih hemat dan ramah lingkungan. Pasalnya, pembudidayaan udang varane bisa dilakukan tanpa ada campuran zat kimia, seperti kaporit dan lainnya.
"Masayarakat bisa datang ke IBL boncong untuk belajar langsung cara pemanfaatan limbah pasir silika untuk meningkatkan hasil panen secara gratis," tutupnya.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait