TUBAN, iNewsTuban.id - Para petani jagung di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terpaksa memilih panen dini. Pasalnya di lahan jagung setempat kondisinya kering akibat dua bulan tak turun hujan. Selain hasil panen tak maksimal, para petani ini juga merugi akibat harga jagung yang merosot.
Para petani jagung di wilayah Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terpaksa memilih panen dini.
Panen dini ini terpaksa dilakukan oleh para petani, lantaran lahan pertanian di kawasan setempat, kondisi lahannya pecah-pecah dan mengering.
Lahan pertanian tadah hujan yang berada di perbukitan kapur ini, sudah dua bulan terakhir tidak mendapat pasokan air, akibat tidak adanya hujan turun.
Jagung yang baru berusia 55 hari ini seharusnya baru akan dipanen setengah bulan lagi, kekeringan juga membuat tanaman jagung tumbuh tidak optimal serta kerdil dan membuat hasil panen para petani merosot.
Jika biasanya lahan seluas setengah hektar mampu menghasilkan 2 ton jagung, kini hanya mampu panen sekitar 5 kwintal saja, kondisi ini diperparah turunnya harga jagung di pasaran.
Normalnya satu kilogram jagung kering dikisaran harga Rp. 5.000 perkilogram, namun kini hanya berada dikisaran Rp. 4.100 perkilogramnya.
“karena endak ada hujan, sudah dua bulan tidak hujan. setengah bulan seharusnya panen, ini karena kering ya dipanen. harga jagung merosot sekitar Rp 4100, hasil panen pun ikut merosot. kalo bagus ladang ini bisa dua ton kini cuma lima kwintal saja, semuanya gagal panen hujannya endak ada. harapannya harga jagung stabil karena biaya pupuk mahal dan pupuk sulit,” ujar Nuryanti, petani jagung setempat.
Kondisi serupa juga terjadi di sejumlah wilayah di perbukitan kapur Kabupaten Tuban, hektaran tanaman jagung di lahan tadah hujan ini mengering dan terancam gagal panen kalau tidak dipanen dini.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait