Kekeringan dampak kemarau tersebut terjadi di wilayah kawasan cekungan tanah rendah, sehingga meskipun di desa tersebut memiliki sumur bor, PDAM hingga Hipam, namun debit airnya sangat sedikit atau akan mongering.
“yang meminta baru sekitar 19 desa ada 5 kecamatan. dari sekian banyak itu kami sampaikan bahwa memang itu akibat penuruan debit air sumur karna memang sebagaimana kita ketahui di tuban itu di daerah daerah yang rawan air bersih itu kan rata rata memang dia berada cekungan air tanah yang sangat rendah jadi artinya ketika mereka punya sumber air pun, air sumur bor kondisi seperti ini maka airnya sangat berkurang. musim penghujan tahun ini memang dikatakan kemarau basah artinya kemarau basah ini nanti musim kemarau ini tidak panjang nanti mungkin di sekitar agustus kalo menurut prediksi sudah ada mulai hujan. satu hari yang kami kirim sekitar 42.000 liter,” kata Sudarmaji, Kalaksa BPBD Tuban.
Kekeringan ini di prediksi akan terus meluas, mengingat bulan agustus ini merupakan puncak musim kemarau. Sementara itu BPBD setempat siap melakukan droping air bersih ke wilayah yang mengalami krisis air bersih.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait