Freeport Indonesia Targetkan Setor Rp 90 Triliun ke Kas Negara Tahun Ini

Zen Teguh Triwibowo
Tambang Garsberg yang dikelola PT Freeport Indonesia di Papua. (Foto: iNews.id/Zen Teguh)

TEMBAGAPURA, iNewsTuban.id - PT Freeport Indonesia (PTFI) memproyeksikan dapat menyetor 5,6 miliar dolar AS atau setara hampir Rp90 triliun ke kas negara  tahun ini. Jumlah tersebut meningkat dibanding 2023 sebesar 2,7 miliar dolar AS atau ekuivalen dengan Rp41 triliun.

 

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan pihaknya tahun lalu sanggup menyumbang manfaat langsung terhadap penerimaan negara Rp41 triliun berupa pajak, royalti, deviden serta pembayaran lainnya. Dari jumlah tersebut Rp9,1 triliun berupa manfaat langsung yang diterima Papua.

 

"Sementara angka manfaat tidak langsung PTFI pada 2023 mencapai 4,7 miliar dolar AS atau setara Rp70 triliun," kata Tony di Tembagapura, Papua, Sabtu (17/8/2024).

 

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini menerangkan, manfaat tidak langsung tersebut antara lain berupa pembayaran gaji karyawan, pembelian dalam negeri, pengembangan masyarakat, pembangunan daerah dan investasi dalam negeri.

 

Pada 2024, kata dia, PTFI menargetkan angka manfaat langsung dalam bentuk penerimaan negara dapat berlipat, mencapai Rp90 triliun dengan Rp10 triliun di antaranya akan diterima oleh Kabupaten Mimika dan kabupaten lainnya di Provinsi Papua Tengah.

 


Proses pengolahan bahan tambang di kawasan Garsberg menjadi konsentrat oleh PTFI. (Foto: iNews.id/Zen Teguh)
 

"Nilai Rp90 triliun bagi negara  berarti sama dengan setiap karyawan keluarga besar Freeport Indonesia memberikan kontribusi kepada negara Rp3 miliar," tuturnya.

 

Tony optimistis target itu dapat tercapai. Hal tersebut dapat dakukan karena kerja sama harmonis antara seluruh elemen yang ada dalam PTFI dengan Sincere sebagai core value.

 

Pencapaian itu juga selaras dengan semangat 'Terus Berkarya untuk Indonesia' yang menjadi tema ulang tahun ke-57 PTFI pada tahun ini.

 

"Jadi kontribusi yang Anda berikan bagi perusahaan juga berarti bahwa Anda melakukannya bagi bangsa dan negara yang kita cintai ini," ucap sekjen Indonesia Minning Association ini.

 


Tambang Garsberg di Papua. (Foto: iNews.id/Zen Teguh)

PTFI pertama kali beroperasi di Papua pada 1973 setelah mendapatkan kontrak karya pada 1967. Perseroan yang kini sebagian besar sahamnya telah dimiliki Pemerintah Indonesia itu melakukan eksplorasi, pertambangan, pemprosesan, serta pemasaran konsentrat tembaga, emas, dan perak di dataran tinggi Tembagapura, Mimika, Papua Tengah.

 

Lembaran sejarah juga baru saja ditorehkan PTFI dengan meresmikan pabrik pemurnian atau smelter di kawasan JIIPE Gresik, Jawa Timur pada Kamis 27 Juni 2024. Direncanakan pada 28 Agustus ini smelter akan resmi berproduksi ditandai peresmian oleh Presiden Joko Widodo.

 

Perseroan menyebutkan, smelter ini dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun. Ini menjadikan smelter PTFI sebagai pengolahan tembaga single line terbesar di dunia.

 

Adapun, produk utama smelter ini, yaitu katoda tembaga yang akan mencapai 600.000 ton per tahun. Selain itu akan dihasilkan pula produk  sampingan yakni emas dan perak murni 6.000 ton per tahun.

 


Proses pengolahan bahan tambang di kawasan Garsberg menjadi konsentrat oleh PTFI. (Foto: iNews.id/Zen Teguh)


Editor : Prayudianto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network