Setelah bertahun-tahun berkelana dan terlibat dalam perjuangan revolusioner di berbagai belahan dunia, Tan Malaka akhirnya kembali ke Indonesia.
Di Jakarta, ia bertemu Paramita Abdurrachman, keponakan Ahmad Soebardjo, yang sempat membuatnya kembali merasakan getaran cinta. Hubungan mereka cukup serius hingga banyak yang mengira mereka telah bertunangan.
Namun, sekali lagi, tugas dan perjuangan politik menghalangi Tan untuk mengejar kehidupan pribadi. Tan Malaka meninggal secara tragis pada tahun 1949, ditembak oleh tentara Indonesia.
Ia meninggalkan dunia ini sebagai seorang pejuang tanpa cinta, seorang "jomblo revolusioner" yang memilih perjuangan di atas segala hal, termasuk cinta.
Syarifah Nawawi tetap menjadi bayangan dari cinta yang hilang, kenangan yang terus menghantui setiap langkahnya dalam perjuangan panjangnya demi kemerdekaan bangsanya.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait