KERAJAAN Kalingga di bawah kepemimpinan Ratu Jay Shima mengalami kemajuan luar biasa dan disegani di kawasan Pulau Jawa kala itu. Apalagi Kalingga mencatat sejarah sebagai kerajaan pertama yang dipimpin perempuan.
Kerajaan ini begitu disegani karena sang ratu menerapkan hukum dengan adil yang membuat perekonomian warga meningkat.
Tetapi pasca Ratu Jay Shima wafat pada 695, Kerajaan Kalingga mulai mengalami masa surutnya. Kemunduran Kalingga tersebut dikarenakan Ratu Jay Shima membagi dua wilayah kekuasaannya untuk diwariskan kepada kedua putranya yakni Parwati dan Narayana.
Parwati yang menikah dengan Rahyang Mandiminyak atau Prabu Suraghana, mendapatkan warisan bumi Kalingga bagian utara.
Di sana sesuai saduran dari "Hitam Putih Kekuasaan Raja-raja Jawa: Intrik, Konspirasi Perebutan Harta, Tahta, dan Wanita", dari Sri Wintala Achmad, Parwati menjadi raja dari tahun 695 hingga 716 M.
Sementara, Narayana mendapat warisan bumi Kalingga bagian selatan. Ketika menjadi raja dari tahun 695 sampai 742 M, Narayana menggunakan nama Abhiseka Iswarakesawa Lingga Jagatnata Buwanatala.
Parwati kala itu menikah dengan Jalantara atau Rahyang Mandiminyak putra mahkota Kerajaan Galuh.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait