Setelah berkeliling desa, para peserta ini menarikan tarian langen tayub. Tayub merupakan sebuah tarian yang berasal dari Jawa Timur dan tari ini menceritakan tentang seseorang wanita dan pria yang di gambarkan sebagai simbol kesuburan.
Tak hanya sampai disitu, keseruan kali ini di tambah dengan Tabuh Lesung yang biasanya digunakan untuk menumbuk padi, kini ditampilkan dengan secara berirama dan menghasilkan suara-suara yang merdu.
Lesung sendiri merupakan sebuah alat bantu panen padi tradisional. Ketika musim panen, ibu-ibu ini bergotong royong untuk menumbuk padi. Dari tumbukan padi tersebut muncul nada-nada yang enak di dengar. Sambil menumbuk, sambil menghibur diri.
“karena momennya hari jadi, kami menampilkan beberapa tokoh-tokoh sejarah supaya generasi penerus bangsa ini tau tentang sejarah itu. yang mana selama ini anak-anak kecil usia sd dan smp endak tau dandang wacono itu siapa endak ngerti dan makamnya dimana endak tau, sehingga dalam momentum pada kegiatan pagi hari ini kita tampilkan kirab memerankan beberapa tokoh-tokoh sejarah ya ada dandang wacono, arya lawe, siro lawe dan ronggolawe. itu harapannya generasi penerus bangsa supaya tau sejarah dan juga kita uri uri budaya yakni budaya tabuh lesung, lesung ini dulu di pakai untuk numbuk padi ketika panen secara gotong royong ibu-ibu menumbuk padi dan itu menimbulkan suara serta menciptakan alunan music, ungkap Harry Winarko, Kades Prunggahan Wetan.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait