Sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi lokal, pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis dalam proses produksi terasi, tetapi juga membantu para perajin dalam memahami strategi pemasaran, pengelolaan keuangan, dan pengembangan produk melalui pengemasan yang inovatif dan menarik.
Para peserta juga diajarkan cara memanfaatkan teknologi serta inovasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk mereka, sehingga proses produksi pembuatan terasi lebih cepat dan lebih higienis. Diharapkan melalui pemanfaatan teknologi serta inovasi, dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk mereka, sehingga dapat bersaing dengan produk sejenis.
Setelah mendapatkan pelatihan dan aktif di rumah produksi, Wartinah kini dapat melipatgandakan produksinya sampai dua kali lipat. Hal ini berdampak pada peningkatan pendapatan. "Dulu saya tidak bisa menabung, keuntungan selalu habis untuk biaya hidup dan berobat suami. Sekarang, sedikit-sedikit saya bisa menabung, dan membayar utang," katanya.
Head of Communication, Relations & CID PHE ONWJ R Ery Ridwan menuturkan, melalui program ini, PHE ONWJ berharap dapat menciptakan dampak yang berkelanjutan, mendorong kemandirian ekonomi, dan memperkuat daya saing UMKM di Rawagempol. Inisiatif ini juga menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi dunia usaha dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat berbasis lokal.
“Melalui program ini, kami ingin membantu para perajin, seperti Bu Wartinah, untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Tidak hanya memberikan pelatihan dan fasilitas, tetapi juga menciptakan peluang agar mereka bisa lebih mandiri secara ekonomi dan berdaya saing. Harapan kami, upaya kecil ini bisa memberikan dampak besar bagi masyarakat Desa Rawagempol dan sekitarnya," tutup Ery.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait