Lebih lanjut, Stephanie Davis seorang pakar dan perencana perjalanan mewah, menjelaskan, sleep tourism biasanya cocok untuk mereka yang mengidap insomnia atau kecemasan. Dengan sleep tourism, liburan dapat memaksimalkan relaksasi melalui tidur yang lebih baik di lokasi baru yang menyenangkan.
Kenapa Sleep Tourism Diprediksi Jadi Tren 2025?
Menurut laporan Hilton's 2024 Trends Report, alasan utama orang memilih bepergian dan menerapkan sleep tourism adalah untuk beristirahat dan memulihkan tenaga.
Jadi bisa dibilang, liburan dengan maksud untuk eksplor sesuatu yang baru dan memiliki itenary yang padat bukan lagi sesuatu yang digemari wisatawan saat ini. Mereka lebih suka menganggap lokasi wisata sebagai rumah baru.
"Wisatawan yang menginginkan rencana perjalanan super padat mulai menghilang. Sebaliknya, mereka lebih memilih perjalanan yang santai dan pengalaman transformatif yang memungkinkan mereka memanfaatkan potensi perjalanan yang sebenarnya," kata De Vore.
So, apakah Anda tertarik untuk menjajal sleep tourism ini di libur panjang sekarang?
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait