RAPI dan dahsyatnya strategi pemberontakan Pangeran Diponegoro dan pasukannya mengejutkan Belanda. Bahkan Letnan Gubernur Jenderal Belanda dipanggil Komisaris Jenderal Van der Capellen untuk menghadap pada 1825. Sang jenderal itu terkejut karena selama ini tidak pernah mendapat laporan dari residen tentang keadaan sebenarnya di Yogyakarta.
Raad van Indie dipanggil bersidang dan memutuskan Letnan Gubernur Jenderal, Letnan Jenderal H.M. de Kock Panglima Tertinggi Tentara Hindia Timur, diangkat sebagai komisaris untuk Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta dan diberi kekuasaan penuh. Ia diberikan kekuasaan menggunakan kekuatan militer dan sipil untuk menumpas pemberontakan Pangeran Diponegoro.
Memang keberhasilan Pangeran Diponegoro dan pasukannya melakukan pemberontakan tak lepas dari persiapan lamanya. Sang pangeran sudah muak dengan kebijakan perpajakan, persewaan tanah, serta penggusuran rakyat dari desa-desa tempat tinggalnya oleh para penyewa tanah apanage, merupakan puncak kegelisahan masyarakat, dan kebencian pribadi kepada para bangsawan pengelola pemerintahan setelah meninggalnya Sultan Hamengkubuwono IV.
"Rangkaian peristiwa dan cita-cita membangun balad (negara) Islam menjadi causal factor, mengapa pemberontakan dengan cepat meluas dan sulit dipadamkan dengan kekuatan militer," demikian dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV : Kemunculan Penjajahan di Indonesia".
Maka ketika Belanda memutuskan untuk mengganti pejabat militernya di Yogyakarta dan Surakarta, pejabat militer Belanda di Surakarta disambut dengan dingin. Sang pejabat bertemu dengan Sultan Surakarta yang berusia 17 tahun, guna memastikan posisi Surakarta. Pertemuan itu memberikan kesan kepada pejabat Belanda bahwa, Sunan terkesan tidak peduli terhadap pemberontakan Diponegoro.
Sikap Sunan yang acuh terhadap pemberontakan dan tidak berpihak kepada pemberontak melegakan de Kock. Ia sadar bahwa ia harus bekerja keras untuk mengatasi pelbagai kesulitan, kekuatan militer yang ada di Yogyakarta dan Surakarta hanya tiga resimen, terbagi resimen infantri, resimen hussar, dan resimen artileri, ditambah Legiun Mangkunegoro yang jumlah seluruhnya 1.800 orang.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait