Arang kayu asem, jadi primadona menjelang Idul Adha. Produksi yang biasanya hanya 15 hingga 20 ton perbulan, kini melonjak hingga 40 ton.
Peningkatan permintaan datang bukan hanya dari dalam negeri saja. Namun juga dari pasar mancanegara, seperti Qatar dan Arab Saudi.
Arang kayu asem, yang dulunya hanya dianggap sebagai bahan bakar tradisional, kini menjelma jadi komoditas ekspor. Bahkan permintaan ekspor bulan ini sudah mencapai 1-2 kontainer atau 40 ton arang kayu asem.
Arang kayu asem dipilih karena memiliki aroma yang khas saat digunakan untuk memanggang daging kurban. Harganya pun relatif terjangkau. Antara Rp. 4.000 hingga Rp. 5.000 perkilogram.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait