Tidak hanya merawat keris peninggalan orang tua, koleksi Ita juga terus bertambah karena dirinya sendiri rajin berburu keris. Dirinya mendapatkan tambahan koleksi keris selain membeli dari pameran keris juga melalui online.
“Rasanya keris yang saya taksir seakan mengusik hati agar segera membeli dan memilikinya,” ujar perempuan murah senyum ini.
Meski dipercaya sebagian besar keris memiliki yoni atau daya magis, ibu berputra empat ini mengaku tidak pernah mengalami hal aneh dan mistik. Ita yang juga guru tari ini mengaku kecintaan pada keris bukan karena adanya 'yang mbaurekso', namun karena nilai seni dan keinginan ngleluri warisan adiluhung.
Dari limapuluhan keris koleksinya, sebagian besar merupakan keris asli Tuban. diantaranya yaitu keris Tilam Sari, Tilam Upeh, Brojol dan sebagainya, keris asli Tuban tersebut diyakini merupakan buatan Empu Suratman dan Empu Supo.
Sebagai penggemar dan kolektor keris, wanita yang hobi melukis ini mengaku setiap tahun juga melakukan jamasan keris koleksinya. Adatnya prosesi menjamas keris saat bulan Suro dilakukan sendiri penuh percaya diri. Malahan juga diakui banyak orang yang mempercayakan untuk menjamas keris miliknya.
“Tidak ada lelaku khusus. Proses jamasan keris hanya menggunakan piranti umum. Seperti jeruk pecel, pace, dan air kelapa. Semua dilakukan dengan ketulusan hati, tumbuh dari niatan luhur melestarikan budaya nusantara,” pungkasnya sambil tersenyum manis.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait