Ini Filosofi Tradisi Gunungan Sayur Pada Grebek Pasar Baru Tuban

Royvi Novriansyah
Kyai Haji Agus Abdullah Rubaydi saat menjelaskan filosofi gunungan sayur. (Foto : iNews)

TUBAN, iNews id - Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) tahun 2022, yang ditutup dengan Grebek Pasar Baru Tuban. Dengan menggelar kesenian Reog dan Tongklek, hingga kirab gunungan sayur-mayur pada tanggal 31 Mei 2022 silam.

Namun tradisi kirab gunungan sayur mayur yang merupakan sebuah adat masyarakat suku Jawa yang masih tetap dilestarikan tersebut ternyata memiliki makna yang mendalam secara simbolis. 

Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Baru Kabupaten Tuban KH. Agus Abdullah Rubaydi menjelaskan, keberadaan budaya, seni dan agama merupakan sebuah mata rantai yang tidak bisa dipisahkan.

"Oleh karena itu, gunungan yang merupakan adat Jawa, memiliki makna kemakmuran bagi rakyat," sebutnya, Rabu (8/6/2022).

Ia melanjutkan, peletakan buah nanas yang berada di posisi paling atas. Nanas berasal dari kata Annas yang berarti manusia, yang memiliki arti kebebasan untuk berekspresi. Kemudian buah jeruk yang mempunyai makna dalam tatanan nilai dari leluhur.

"Jeruk ini adalah 'jejerane Maring kaweruh'. Ini adalah para punggawa yang bertujuan untuk mengawal manusia hidup di bumi," terangnya.

Editor : Prayudianto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network