Ini Filosofi Tradisi Gunungan Sayur Pada Grebek Pasar Baru Tuban

Royvi Novriansyah
Kyai Haji Agus Abdullah Rubaydi saat menjelaskan filosofi gunungan sayur. (Foto : iNews)

Selanjutnya, di urutan ke tiga ada buah kentang. Yang merupakan tanaman yang bisa tumbuh dan menghasilkan umbi di dalam tanah, yang merupakan perwujudan jati diri manusia seutuhnya juga bentuk cinta tanah air. 

"Untuk melindungi tatanan nilai-nilai laluhur kita, ini suatu yang wajib untuk mempertahankan bumi Pertiwi," terang Kyai Agus sapaan akrabnya.

Lalu dibawahnya ada mentimun, yang merupakan bentuk ajar, ajir dan ajur. Ajar merupakan perwujudan kaum cendikiawan. Ajir berasal dari kata ijir yaitu perekonomian suatu wilayah.


Gunungan sayur pada acara grebek pasar baru Tuban. (Foto : iNews)

"Ini tidak bisa diukur, karena perekonomian ini bisa benar-benar mendominasi dan mengalami peningkatan. Ini didasarkan atas persemakmuran kepada rakyatnya," bebernya.

Pada urutan kelima, ada buah sawo yang merupakan suatu bentuk tatanan barisan yang harus rapat. Diambil dari sabda Rasulullah yaitu 'Sawwuu shufuu fakum fainna taswiyata-shaffi min tamaamis-shalaah' yang artinya luruskanlah barisan kalian. 

"Karena dengan meluruskan barisan adalah merupakan bagian dari kesempurnaan sholat. Oleh karena itu dalam hal apapun untuk menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur terutama Pancasila adalah kebersamaan. Yang kita inginkan adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," imbuhnya.

Editor : Prayudianto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network