Media sosial saat ini menjadi jalan bagi rakyat untuk menumpahkan uneg-unegnya kepada penguasa, sebab jika melalui jalur “demonstrasi” belum tentu juga tuntutan atau layangan protes itu akan dipenuhi oleh pemangku kebijakan, seperti yang sudah-sudah dilakukan oleh baik kelompok oposisi maupun aktifis mahasiswa, hasilnya bisa dikatakan “nihil”.
Sindiran - sindiran seperti itu saat ini kian marak mewarnai proses demokratisasi di wilayah Kabupaten Tuban. Foto : Istimewa.
Sindiran lain di medsos lainnya bertuliskan : "WARNING, BAYAR PAJAK JANGAN TELAT, JALAN RUSAK BODOH AMAT!!!. "WARNING, ATI-ATI LOR, MENDING KEJEGLONG NENG ATINE MANTAN, DARI PADA KEJEGLONG NANG DALAN” adalah bentuk keprihatinan masyarakat kelas bawah, yang memanfaatkan ruang demokrasi dijalur virtual, dan tidak menyuarakan protesnya melalui aksi turun kejalan, karena dinilai tidak lagi efektif dan lebih banyak membuang-buang tenaga, waktu dan fikiran. Medsos saat ini adalah jalan lain dalam berdemokrasi yang dipandang efektif dan efisien.
Sementara itu, terkait viralnya sindiran atau protes yang ada dibeberapa grup medsos seperti facebook, Camat Senori, Minto Ichtiar menyatakan, jalan yang rusak itu akan segera diperbaiki. Saat ini sudah ada pemenang lelang dan segera penandatanganan kontrak rentang 15 Juli hingga 29 Juli 2022.
Jalan yang akan diperbaiki sekitar kurang lebih 10 kilometer, mulai dari Senori hingga menuju Sembung, Parengan. Sedangkan, untuk ruas jalan Senori menuju Sembung juga ada titik atau spot tertentu yang akan dibangun cor.
"Kalau barnernya sudah kami turunkan, mungkin ada warga yang belum tahu," jawab camat saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.
Editor : Prayudianto