Ratusan pemuda-pun hadir untuk mengenang penyair Chairil Anwar. Lalu meluncurlah sajak-sajak seperti : Nisan, Kepada Kawan, Sia-sia, Derai-derai Cemara, Senja di Pelabuhan Kecil, Doa, Tak Sepadan, Persetujuan Dengan Bung Karno, Cinta dan Benci, Sajak Putih, dan puisi yang sangat fenomenal, yaitu Karawang Bekasi.
“kita bumikan kembali puisi, kita buat lagi puisi sebagai ruang-ruang tiga dimensi, cukup ramai sekali, ada sekitar 150 orang, harapannya disini di Tuban bisa kembali merasa bergairah dengan dunia ke-puisian, bisa saling menghargai,” ujar Fuady Kresna, inisiator peringatan se-abad Chairil Anwar.
Yang membacakan sajak-sajak penyair besar sajak Chairil Anwar tidak hanya dari komunitas seni dan sastra saja. Namun sejumlah pemuda lain juga turut menyemarakkan peringatan 100 tahun kelahiran Chairil Anwar itu.
Diantaranya dari pecinta Sneakers, pecinta kopi, pemilik brand kaos, designer interior, ilustrator media, komunitas motor, ASN, guru ngaji dan anak-anak muda yang melakukan usaha dibidang kreatif lainnya.
Sambil mendengarkan puisi-puisi Chairil Anwar yang menggelegar itu, hangatnya kopi pun terseruput di bibir para pemuda, di halaman Cafe Berdua yang sedang melanjutkan kesibukan temaram malam yang merdu itu.
Editor : Prayudianto