get app
inews
Aa Read Next : Nelayan yang Hilang Ditemukan Tewas Mengapung di Tengah Laut

Gulat Pathol, Tradisi Nelayan Tuban Peringati HUT RI Ke-77

Senin, 22 Agustus 2022 | 20:30 WIB
header img
Nelayan sedang bergulat di arena Gulat Pahtol. Foto : Pipit Wibawanto/iNews.id


TUBAN, iNewsTuban.id - Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-77, puluhan nelayan di Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Tuban, menggelar Gulat Pathol, di kawasan Wisata Pantai Kelapa, Panyuran (20/08)

Puluhan nelayan di Kelurahan Panyuran ini mengadakan Gulat Pathol, juga sebagai sarana untuk menampilkan kembali seni khas nelayan Tuban, yang kini hampir punah. Seni Gulat Pathol dalam sejarahnya merupakan seni tradisional adu kekuatan, untuk mengusir para perompak, saat para nelayan sedang mencari ikan di tengah laut.

Suasana arena Gulat Pathol di kawasan Pantai Kelapa ini menjadi meriah dan petarung lebih semangat, karena di iringi kesenian tradisional jedor, yang terdiri dari kendang, ketipung, dan alat perkusi lainnya, iramanya mirip dengan irama musik perpaduan Jawa – Arab.

Gulat Pathol  merupakan seni gulat yang telah berumur ratusan tahun dan muncul di lingkungan nelayan di sepanjang Pantai Utara Tuban, saat itu. Awalnya, seni gulat ini merupakan seni beladiri masyarakat nelayan Tuban, untuk menghadapi para perompak di laut. 


Senior Manager of Corporate Communication PT Semen Indonesia Group (SIG) Ghopo Tuban, Setiawan Prasetyo membuka acara pembukaan Gulat Pahtol. Foto : Pipit Wibawanto/iNews.id


 
Gulat ini mengandalkan kekuatan otot paha, lengan dan tekhnik membanting lawan yang lebih besar. Meski mirip dengan gulat biasa, namun Gulat Pathol merupakan seni khas nelayan Tuban. Pasalnya, media yang digunakan sebagai arena adalah dari tanah pasir, tanah yang diambil dari pesisir pantai.


 
Pemain juga menggunakan sarung yang dililit dengan lawe, atau tali yang berasal dari serat kayu. Para pegulat juga diwajibkan untuk bermain sportiv, dengan saling menyandarkan kepala di bahu lawan. Pegulat dinyatakan kalah, jika pantat pegulat telah menyentuh tanah.
 
Sebelum mengikuti pertandingan, para pemain mengaku melakukan latihan selama lima hari. Sementara untuk menambah kekuatan dan menjaga stamina tubuh, mereka hanya minum jamu setiap hari dan satu jam sebelum bertanding.

“ini main gulat pathol, sudah lama tidak ada ini, alhamdulillah berkat semangat teman-teman, gulat pathol kembali ada setelah sekian lama menghilang, ini khas nelayan pesisir utara Tuban,” ujar Alim, pemenang juara pertama Gulat Pathol yang diadakan oleh Netra Chanel dan SIG tersebut.

Pathol adalah olah raga gulat tradisional. Olah raga ini populer di wilayah pantai utara mulai dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, hingga Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Seperti halnya gulat lain, Pathol mempertandingkan 2 orang di tengah arena. Arena Pathol biasanya berupa pasir karena itu sering dimainkan di pantai.
 
Gulat Pathol merupakan kesenian tradisional yang sudah berjalan turun temurun bagi masyarakat Pantai Utara Jawa. Konon ceritanya pada zaman dulu, para pegulat ini merupakan bodyguard para pemilik perahu. Mereka setiap hari menemani para nelayan melaut, untuk menghadapi jika sewaktu waktu datang perompak


Para nelayan sedang bergulat di arena. : Foto: Pipit Wibawato

.

Pemkab memberikan apresiasi kegiatan gulat pathol tersebut. Pemerintah juga akan selalu mendukung kegiatan tersebut, mengingat Gulat Pathol merupakan budaya yang identik dilaksanakan oleh masyarakat nelayan Tuban. Apalagi gulat pathol ini bagian warisan leluhur yang sangat bagus.

“Disisi lain kegiatan juga didukung dari masyarakat, perusahaan seperti Semen Indonesia hingga berbagai unsur media seperti Cethik Geni. Tentu ini bisa mengembangkan ekonomi masyarakat Tuban,” ucap Siti Umi Hanik, Kabid Pariwisata, Disbudporapar Kabupaten Tuban.

Sementara itu Senior Manager of Corporate Communication PT Semen Indonesia Group (SIG) Ghopo Tuban, Setiawan Prasetyo juga memberikan apresiasi pada kompetisi Gulat Pathol tersebut, sebab hal itu merupakan bagian dari uri-uri budaya. Apalagi gulat pathol sendiri merupakan identik kebudayaan masyarakat nelayan Tuban. Sehingga, sebagai perusahaan yang berdiri di Kabupaten Tuban, sudah sepatutnya mensupport kegiatan masyarakat tersebut.

“Semoga dengan kegiatan ini, budaya seperti ini terus berkembang dan terus menjadi ikon di Kabupaten Tuban, kami ucapkan kepada seluruh masyarakat nelayan Tuban yang telah turut melestarikan budaya warisan leluhur ini,” ujarnya.
 
Gulat Pathol ini diadakan di kawasan wisata Pantai Kelapa. Kegiatan tersebut cukup menarik perhatian masyarakat Tuban, pasalnya seni khas Tuban ini sangat jarang tampil dalam acara acara biasa. Acara Gulat Pathol tersebut terselenggara berkat kerjasama antara SIG dengan Netra Chanel.

Editor : Prayudianto

Follow Berita iNews Tuban di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut