get app
inews
Aa Text
Read Next : Peringati Hari Anak Nasional Ribuan Anak di Kabupaten Tuban Menari Tarian Jaranan Secara Massal

Berburu Cuan Secara halal, Menangkap Burung Liar Hidup-hidup Dengan Alat Tradisional

Minggu, 28 Agustus 2022 | 09:46 WIB
header img
pria menangkap burung dengan cara tradisional. Foto : Pipit Wibawanto

TUBAN, iNewsTuban.id - Banyak cara menghasilkan uang secara halal, di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, seorang pria menjaring rupiah dengan memburu burung hidup secara tradisional. Berbekal jaring dan pulut atau getah perekat, berbagai jenis burung berhasil ditangkap tanpa menyakiti. Tingginya minat masyarakat memelihara burung, membuat penjualan burung hias maupun berkicau laris manis.
 
Aktifitas sehari-hari Antok, warga Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, beburu cuan secara halal, meski dengan cara sederhana, sangat luar biasa, tidak seperti pejabat yang gemar menghambur-hamburkan uang rakyat. 

Pria berumur 42 tahun ini selalu mendatangi lahan-lahan kosong yang masih banyak ditumbuhi pohon serta tanaman liar. Seperti lahan milik kampus Universitas Sunan Bonang di Kelurahan Sidorejo, Tuban ini.
 
Berbekal jaring dan getah perekat atau pulut, Antok memulai perburuan burung liar. Tekniknya cukup sederhana dan masih tradisional. Jaring dipasang memanjang diantara rimbunnya semak belukar, sementara pulut dioleskan pada batang-batang pohon yang biasanya dihinggapi burung liar.
 
Untuk memancing target datang dan masuk perangkap, Aantok menggunakan dua umpan. Yaitu suara kicau burung yang di putar menggunakan speaker, serta memasang umpan burung betina dengan kaki terikat. Selanjutnya perangkap diawasi dari jarak jauh atau kadang juga ditinggal pulang semalaman, lalu ditengok pagi harinya.
 
Meski sederhana, namun ternyata banyak burung yang masuk perangkap. Dalam sehari Antok mampu menangkap antara 10 sampai 20 ekor burung liar, Jenis burung yang tertangkap beragam, antara lain trucukan, gentilang, prenjak, perkutut, bahkan juga pernah burung hantu.
 
“ini beli burung hantu, harganya Rp 100 ribu, langsung dari orangnya, orangnya cari burung terus langsung beli, ini untuk anak anak, ini murah biasanya kalau di pasar Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu,” ujar Suwandi, pembeli burung yang ditangkap Antok.

Hasil tangkapan biasanya dijual langsung kepada pedagang burung pasar. Namun tak jarang pula ada pembeli dadakan yang kebetulan tertarik dengan hasil tangkapan. Untuk harga bervariasi antara Rp 20.000 sampai Rp 100.000 bergantung jenisnya.
 
‘ini lagi cari burung, pakai jaring pakai pulut, itu pakai HT atau suara musik, burung gentilang, trucukan, yaa semuanya yang menempel saya bawa, sehari dapat 10 kadang yaa 15, jualnya di pasar, kalau datang sendiri yang di kasih, ada yang Rp 20 ribu, ada yang Rp 30 ribu, paling banyak 20 ekor,” kata Antok.

Teknik perburuan menggunakan jaring dan pulut dianggap masih aman, karena tidak menyakiti burung. Hasil tangkapan dipastikan hidup tanpa cacat, sehingga dapat langsung dijual atau dipelihara pembeli tanpa takut mati.

Editor : Prayudianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut