"Waktu saya dirumah, saya baru sadar kalau uang itu jumlahnya 14 triliun lebih, memang itu bukan milik saya, akan tetapi keterangan uang saya kok tidak ada, hanya ditulis biasa saldo O," keluh Cahyo.
Merasa ada keanehan, Cahyo keesokan harinya datang ke Bank BNI Tuban untuk menanyakan hal terkait, namun disitu dicetak dibuku tabungan sebesar 99.000 rupiah.
"Harusnya di buku tabungan itu kan bisa terlihat uang keluar masuknya, ini apakah betul kesalahan sistem, atau sistem mana yang salah?," ujarnya.
Selanjutnya Cahyo menjelaskan, buku tabungan tersebut masih baru diberikan oleh ketua kelompok tani, dan mendapatkan bantuan dari pemerintah, yang langsung ditranfer ke rekening buku tabungan tersebut.
"Saya kan terdaftar sebagai anggota kelompok tani, lalu dapat uang tranferan 506.000 rupiah," terangnya.
Karena tidak ingin mendapatkan masalah, Cahyo akhirnya melaporkan hal itu ke Polsek Semanding.
"Khawatirnya ini uang kemana arahnya, kan tidak jelas disitu. Petugas Bank juga asal coret, apabila nanti kedepan masalah ini diperiksa oleh Polres Tuban saya siap menjadi saksi," sebut Cahyo.
Kantor Kepala Desa Sambongrejo tempat Cahyo Hermawan berdinas sebagai Kaur Keuangan. Foto : iNews/Siro
Editor : Prayudianto