GRANADA, iNews.id - Penemuan terbaru planet mirip Bumi dengan sekitar 30% permukaannya daratan kontinental dan dinilai layak huni, memunculkan harapan baru bagi manusia.
Apalagi, kondisi Bumi dinilai sudah mengalami banyak kerusakan, sehingga hasil studi tersebut dianggap solusi.
Diketahui bahwa rasio Bumi antara daratan dan lautan adalah 1:3 sangat seimbang sehingga mendukung kehidupan di dalamnya.
Berbeda untuk sebagian besar planet lain, rasio ini dapat dengan mudah berubah menjadi sebagian besar daratan atau sebagian besar laut.
Meskipun terdengar menggoda untuk kehidupan di planet lain, namun para ilmuwan menegaskan tidak akan ada Bumi kedua.
“Kami penduduk bumi menikmati keseimbangan antara daratan dan lautan di planet asal kami. Sangat menggoda untuk berasumsi bahwa Bumi kedua akan sama seperti kita, tetapi hasil pemodelan kami menunjukkan bahwa ini tidak mungkin terjadi,” kata Tilman Spohn, Direktur Eksekutif Institut Sains Antariksa Internasional dikutip SINDOnews dari lama Space.com, Selasa (4/10/2022).
Para peneliti sampai pada kesimpulan ini kondisi Bumi tercipta terkait hubungan antara air di mantel planet dan daur ulang daratan benua melalui lempeng tektonik.
Spohn dan rekan peneliti Dennis Honing, dari Institut Potsdam di Jerman, menyimpulkan bahwa mendingin suhu mantel bumi, adalah 1.410 derajat Celcius di dekat kerak dan 3.700 C pada kedalaman yang lebih jauh.
Sedangkan zona subduksi pada batas antara lempeng tektonik dapat mengalirkan air di atas daratan pada suhu mantel ini, Bumi membutuhkan waktu 2,5 miliar tahun. Sampai akhirnya Bumi menemukan keseimbangan dan dapat ditinggali manusia.
“Model numerik kami tentang bagaimana siklus ini berinteraksi, menunjukkan bahwa Bumi saat ini mungkin merupakan planet yang luar biasa,” kata Spohn.
Editor : Sazili Mustofa