TUBAN, iNewsTuban.id - Kondisi fisik tidak sempurna bukan menjadi alasan untuk pasrah dan berdiam diri. Seorang pria di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tetap bekerja keras menjadi pengrajin miniatur kapal, meski lumpuh setelah mengalami kecelakaan kerja. Sambil duduk di kursi roda, tangan kreatifnya mampu menghasilkan miniatur kapal bernilai ekonomis.
Menjadi disabilitas bukan impian setiap orang. Begitu pula Mohmmad Sail, warga Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, yang harus menghabiskan hidup di atas kursi roda. Cedera tulang punggung ini dialami Sail, akibat kecelakaan kerja pada tahun 2015 lalu.
Meski harus berhenti kerja sebagai tukang bangunan, namun Sail enggan berdiam diri dan pasrah. Pada tahun 2018, pria 46 tahun ini mencoba bangkit dengan membuat kerajinan berupa tas rajut serta miniatur Kapal Pinisi. Tas rajut sebenarnya paling banyak penggemar, namun harus berhenti akibat terdampak pandemi covid-19.
Keterampilan membuat Kapal Pinisi dipelajari secara otodidak dari internet. Bahan yang digunakan adalah bambu apus yang memiliki tekstur lebih fleksibel. Meski dibuat hanya dengan duduk di atas kursi roda, miniatur Kapal Pinisi buatan Sail memiliki cukup banyak penggemar.
Para pembeli biasanya menempatkan miniatur kapal untuk hiasan ruangan. Diantaranya seperti ruangan rumah, area toko, lobi hotel, restoran, serta perkantoran. Namun hingga kini pembeli masih sebatas warga lokal Tuban.
Untuk membuat satu miniatur Kapal Pinisi, Sail membutuhkan waktu 2 sampai 4 hari, bergantung ukurannya. Harga yang dipatok juga bergantung ukuran miniatur kapal, antara Rp 150.000 sampai Rp 300.000.
“membuat kerajinan ini sejak tahun 2018, awalnya saya jatuh, kemudian tahun 2018 buat tas rajut tali kur, kalau membuat kerajinan kapal pinisi ini sejak tiga bulan lalu,” ujar Mohammad Sail.
Uang hasil penjualan digunakan untuk belanja kebutuhan rumah tangga dan sisanya digunakan membeli bahan-bahan. Meski keuntungan yang diperoleh tidak banyak, namun bapak 2 anak ini tetap semangat bekerja daripada harus menjadi peminta-minta.
“ini mau pesen kapal pinisi buat pajangan di rumah, kerajinan miniatur kapal pinisi ini bagus sekali,” kata Salam, salah satu pembeli yang datang ke rumahnya.
Kisah hidup Sail ini mungkin dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa kondisi fisik bukan menjadi halangan untuk bekerja mencari nafkah dan hidup mandiri. (Pito)
Editor : Prayudianto