TUBAN, iNewsTuban.id - Penyebaran kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) diwilayah Provinsi Jawa Timur kembali melonjak drastis. Terdapat sebanyak 9 ekor sapi mati dan 185 ekor lainnya kritis, akibat terjangkit virus PMK. Untuk memutus mata rantai penularan, petugas gabungan melakukan penyemprotan di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Tuban. Selain itu apabila lonjakan terus terjadi, maka pasar hewan akan ditutup kembali.
Lama tak terdengar, penyakit PMK kembali merebak dan mengejutkan sejumlah pihak. Ssejak sepekan terakhir, ratusan sapi milik peternak di wilayah Provinsi Jawa Timur, tiba-tiba sakit tertular virus PMK. Bahkan 9 ekor sapi diantaranya mati.
Sebaran kasus PMK ini, mayoritas terdeteksi di daerah perbatasan Jawa Timur – Jawa Tengah. Diantaranya di Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Ponorogo, Ngawi dan Kabupaten Jombang. Sebab, penyebaran kasus tertinggi diketahui berada di Kabupaten Blora dan Rembang, Jawa Tengah, yang terlebih dahulu menutup pasar-pasar sapi.
Untuk memutus mata rantai penularan virus PMK, petugas gabungan dari Dinas Peternakan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah, melakukan disinfeksi atau penyemprotan di pasar -pasar hewan. Salah satunya terpantau di pasar hewan Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Petugas mengosongkan area pasar, lalu menyemprotkan disinfektan ke seluruh sudut bangunan. Upaya tersebut diharapkan mampu mencegah penularan virus PMK antar hewan, namun, apabila dalam pantauan penularan virus ini menunjukkan lonjakan yang signifikan, maka pasar hewan akan ditutup kembali.
“ini upaya kita untuk mencegah virus pmk, banyak kabupaten yang mengalami peningkatan kasus,” ujar Indyah Aryani, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.
Penyemprotan merupakan upaya awal. Namun jika kasus penyebaran terus meningkat, maka Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur menghimbau Pemerintah Daerah menutup sementara operasional pasar.
Editor : Prayudianto