Selain perorangan, owner Chiz Parcel itu mengungkapkan biasanya dirinya juga menerima pesanan dari instansi atau perusahaaan.
"Kalau perusahaan atau instansi biasanya sekali pesan 100 parcel," timpal Siska.
Untuk mengerjakan pesanan parcel tersebut, dirinya mengaku dikerjakan sendiri. Namun jika orderan banyak seperti saat jelang lebaran ini ia merekrut karyawan freeline untuk membantunya.
Ditanya terkait tingkat kesulitan membuat parsel, dia berujar untuk snack tidak ada kesulitan, namun yang barang pecah belah seperti toples dan piring itu yang paling mahal dan sulit. Karena risiko pecah atau rusak saat pengiriman.
"Karena harus menyusun sedemikian rupa agar menarik dan bagus. Itu seni menyusun parsel yang harus dipahami," tuturnya.
Jika pada hari biasa selain ramadan, ia menerima pesanan 3 hingga 5 parsel, namun untuk ramadan bisa 4 atau 5 kali lipat.
"Omzetnya lebih dari Rp 50 juta selama ramadan ini," pungkasnya.
Editor : Prayudianto