Perpindahan itu ditandai dengan pukulan Gedug, Gedug adalah alat perkusi pukul bentuk fisiknya menyerupai kendang ketipung yang hanya menggunakan satu permukaan kulit hewan. Sementara tehnik permainnya yaitu menggunakan stik atau alat pukul tangan dari kayu (tidak menggunakan permukaan tangan).
Setelah melagukan tembang yang pertama, penari Ayon-ayon diiringi Gendruwon berpindah ke tempat yang lain, kemudian iringan (musik) sirep dan masuk lagi tembang lagu Gendruwon bait ke-dua, cakepan sebagai berikut : Gondorio sinanggurat sinanggurit seng tak gurit soko lor wetan, gelem-geleman dan seterusnya.
Setelah tembang yang ke-dua, Gendruwon dan Ayon-ayon kembali berpindah tempat, dan sirep lagi, Gendruwon kembali melagukan tembang di bait berikutnya. Syairnya sebagai berikut : Ancung-ancung kembang kalak kembang keledung, keledunge rowe-rowe, rambatanae kayu gede, ojo menclok-menclok nek durung tuwoh, becik opo lelakon seng koyo ngene, londo, rujak babal kayu gembili bareng ditinggal nek sore brebes mili, dan seterusnya.
Editor : Prayudianto