JAKARTA, iNewsTuban.id - Sejarah Mal Sarinah menarik untuk dikulik. Ia tak hanya pusat perbelanjaan tertua dan pertama di Indonesia. Tahun-tahun awal pengoperasiannya, lantai 13 gedung ini merupakan pusat perjudian di Jakarta.
Gubernur Ali Sadikin melegalkan perjudian di Jakarta pada 1967, setahun setelah dia menjabat. Kala itu, tak sembarang orang bisa masuk ke kasino ini karena hanya orang kaya dan warga negara asing yang boleh masuk untuk berjudi.
Alasan pria berdarah Sunda itu melegalkan judi di Jakarta bukan tanpa tujuan. Dia melakukannya untuk mendapatkan pajak yang dananya digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas publik seperti Taman Ismail Marzuki.
Berdasarkan video yang diunggah akun @videosejarah di Instagram, suasana lantai 13 Gedung Sarinah kala itu tampak ramai dengan penjudi. Tak hanya Sarinah, gedung Djakarta Theater yang terletak persis di depannya pun sempat jadi kasino.
Dua tempat itu menjadi mesin uang Jakarta dari judi, selain Pecinan Pancoran, Copacabana, dan Hailai (Ancol). Namun semua praktik perjudian itu dihentikan seiring larangan judi di Indonesia, pada 1972.
Perjalanan menyusuri Gedung Sarinah dan Djakarta Theater dilakukan Farel Tarek lewat unggahan YouTube terbarunya. Dalam video itu, dia berkisah kedua bangunan itu layaknya Las Vegas di akhir era ‘60-an hingga awal ‘70-an
Sayang, Farel tak bisa menuju lantai 13 untuk melihat kondisi kasino itu karena pengunjung hanya bisa mengakses lift sampai lantai 5. “Kabarnya, sekarang lantai 13 sudah menjadi perkantoran,” ujarnya.
Kini, Sarinah menjadi salah satu tempat nongkrong anak muda Jakarta dilengkapi pusat perbelanjaan, kafe, dan live music. Perjalanan Farel Tarek mengulik lantai 13 Gedung Sarinah bisa diikuti melalui channel YouTube @farelogic.*
Editor : Prayudianto