Daniel berpesan agar rekan-rekan sopir taksi online untuk sering-sering melihat kaca spion tengah yang terpasang di dalam mobil sepanjang perjalanan, hanya sekadar melihat aktifitas penumpang yang sedang duduk di kursi belakang.
Lalu, jika dilihat tujuan pengantaran berada di kawasan yang sepi atau jarang ada pengendara lain melintas, saat tiba di lokasi, kewaspadaan lebih ditingkatkan kembali.
"Jika tiba-tiba penumpang melakukan aksinya, sopir taksi online bisa segera membunyikan klakson sekencang-kencangnya untuk membikin pelaku panik. Lalu sopir bisa segera keluar dari mobilnya untuk berteriak minta tolong pada warga atau pengendara yang melintas," himbaunya.
Sedangkan kalau malam hari, Daniel juga memberikan tips agar bisa menelpon penumpang terlebih dahulu melalui call yang tersedia di aplikasi perihal jumlah penumpangnya.
"Jika ternyata sampai lokasi, jumlah penumpangnya tidak sesuai dan mencurigakan, segera tancap gas untuk meninggalkan lokasi dan batalkan orderan disertai alasannya melalui pusat bantuan atau call centre yang tersedia di aplikasi. Termasuk ketika diketahui bahwa tujuan pengantarannya adalah kawasan sepi dan rawan, lebih baik dibatalkan saja orderannya," pesan Daniel yang kini menjadi Ketua Plt PDOI Jawa Timur.
Kondisi sopir taksi online yang menjadi korban begal. Foto/PDOI Jatim
Editor : Prayudianto