”Alhamdulillah kalau ditotal dengan hasil tani di lahan sendiri, pendapatan saya sudah terbilang naik. Awalnya untuk sekali panen di lahan sendiri rata-rata dapat 7 kuintal, tapi sekarang ditambah lahan pabrik yang saya kelola, hasil panen bisa mencapai 1,5 ton sekali panen. Tambahan pendapatan ini saya gunakan untuk kebutuhan keluarga dan pendidikan anak. Anak saya dua, yang besar usia 16 tahun sudah SMK dan yang kecil 4 tahun sekolah TK. Terima kasih Semen Gresik dan SIG yang sudah peduli terhadap kami. Semoga sukses selalu supaya bisa terus memberikan manfaat kepada masyarakat,” ujar Sukardi.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan bahwa program SGSP menjadi salah satu upaya Perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional. SIG berkomitmen untuk terus menghadirkan program-program CSR yang efektif dan berkualitas untuk mengoptimalkan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Selain lahan garapan bagi petani, PT Semen Gresik juga menyediakan fasilitas Edupark seluas 1,6 Ha yang bisa dimanfaatkan oleh para petani sebagai sarana edukasi. Edupark ini berkonsep pertanian dan peternakan terpadu. Karena itu terdapat aneka hewan ternak, ikan hingga ragam sayuran seperti bayam, kangkung, sawi, selada, kacang panjang, terong, hingga sereh, yang telah dimanfaatkan baik dikonsumsi sendiri maupun dijual,” kata Vita Mahreyni.
PT Semen Gresik juga turut berkontribusi dalam peningkatan kelancaran aktivitas ekonomi warga melalui bantuan pembangunan infrastruktur desa. Sejak tahun 2021, PT Semen Gresik telah memberikan bantuan sebesar Rp5,37 miliar untuk pembangunan jalan sepanjang 4,1 km di enam desa di Kabupaten Rembang dan Blora, antara lain Desa Tegaldowo, Desa Kajar, Desa Timbrangan, Desa Pasucen, dan Desa Kadiwono di Kabupaten Rembang, serta Desa Ngampel di Kabupaten Blora. Selain jalan desa, PT Semen Gresik juga memberikan bantuan pembangunan infrastruktur desa lainnya seperti jembatan, drainase, balai desa, dan dinding penahan sungai.
Menurut Vita Mahreyni, bantuan pembangunan infrastruktur desa diharapkan dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi desa, seiring meningkatnya aksesibilitas untuk mobilitas orang dan barang. “Bantuan infrastruktur desa ini merupakan wujud bakti SIG sebagai Badan Usaha Milik Negara untuk mengambil peranan dalam upaya pemeratan ekonomi dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ujar Vita Mahreyni.
Sukardi (kiri) mengolah limbah hasil panen jagung menjadi pakan ternak berbentuk silase di kawasan Edupark PT Semen Gresik Pabrik Rembang, Jawa Tengah.
Editor : Prayudianto