30 Nama Kelurahan di Kota Manado yang Jarang Diketahui, ini Sejarahnya

11. Pondol
"Pondol" berasal dari bahasa Tombulu, Sangihe, dan Bantik yang berarti ujung kampung. Dalam bahasa Sangihe, pondolre memiliki arti tambahan sebagai ujung kampung secara luas.
12. Bengkol
Nama "Bengkol" berasal dari kata dalam bahasa Bantik "beng’kolro’", yang berarti bengkok. Sesuai dengan namanya, kelurahan Bengkol terletak di aliran sungai Paniki yang berlekuk atau bengkok.
13. Kampung Kodo
Nama "Kampung Kodo" berasal dari kata dalam bahasa Manado "kodo", yang berarti katak. Dahulu, di daerah ini banyak terdapat katak.
14. Pinaesaan
"Pinaesaan" berasal dari kata dalam bahasa Toulour, Tombulu, Tonsea, dan Tontemboan yang berarti persatuan.
15. Komo
Nama "Komo" berasal dari kata dalam bahasa Tombulu yang berarti ikan teri atau ikan kecil. Etnis Bantik menyebutnya "ko’mo’", yang berarti udang kecil. Dahulu, masyarakat sering menangkap ikan kecil atau udang kecil di sungai Tondano yang melintasi wilayah ini.
16. Meras
Nama "Meras" berasal dari kata dalam bahasa Bantik "Mahasa", yang berarti batuan yang telah mengalami pengikisan. Di daerah ini banyak ditemukan sisa batu-batuan hasil pengikisan.
17. Siladen
Nama "Siladen" berasal dari kata dalam bahasa Sangihe "peniladen", yang berarti tempat sandaran perahu di tepi pantai.
18. Buha
Nama "Buha" berasal dari kata dalam bahasa Bantik dan Sangihe yang berarti gosok. Dahulu, di daerah ini terdapat tempat pemandian umum yang sering digunakan oleh masyarakat untuk menggosok tubuh saat mandi.
19. Wanea
Nama "Wanea" berasal dari kata dalam bahasa Toulour, Tombulu, dan Tonsea "wanua", yang berarti kampung atau negeri. Wanea kini menjadi salah satu kecamatan di Manado yang terdiri dari 9 kelurahan.
20. Ranotana
Nama "Ranotana" berasal dari kata dalam bahasa Toulour, Tombulu, dan Tontemboan "rano" yang berarti air, dan "tana" yang berarti tanah. Jadi, Ranotana berarti air tanah.
Editor : Prayudianto