Respons Gubernur jatim Khofifah Terkait 978 Pekerja jadi Korban PHK

SURABAYA, iNewsTuban.id – Sebanyak 978 pekerja di Jawa Timur menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga Februari 2025. Banyaknya tenaga kerja yang kena PHK menempatkan Jatim pada posisi keempat.
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), hingga Februari 2025, sebanyak 18.610 pekerja kehilangan pekerjaan mereka alias terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Dari jumlah itu, terbanyak dari Jawa Tengah yang mencapai 1.0677 pekerja. Disusul Riau sebanyak 3.530 pekerja, DKI Jakarta 2.650 pekerja dan Jawa Timur 978 pekerja. Selanjutnya Banten 411 pekerja dan Bali 87 pekerja.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya telah menggelar pertemuan dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur. Tujuannya, untuk mengetahui rekomendasi atas kondisi ekonomi saat ini.
“Endingnya, kita ketemu pikiran bahwa mereka tidak akan melakukan PHK,” kata Khofifah saat ditemui di Jatim Expo, Kamis (10/4/2025).
Orang nomor satu di Jatim itu mengungkapkan, ketika nantinya ada penurunan produksi dari pelaku usaha, maka yang akan dilakukan adalah pengurangan jam kerja dan pengurangan hari kerja.
“Tapi PHK tidak ada. Dan komitmen itu sampai terakhir mereka bersepakat tidak ada PHK,” ujar Khofifah.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto mengakui tren PHK di Jawa Timur sudah lama terjadi. Hal ini akibat sejumlah industri yang kinerjanya mulai menurun. Antara lain alas kaki, tekstil dan juga furniture.
Penurunan tersebut disebabkan lemahnya daya beli masyarakat. “Tapi sekarang, pelaku industri bersepakat tidak akan melakukan PHK, tapi mengurangi jam kerja,” katanya.
Ketua Dewan Pembina Apindo Jawa Timur, Alim Markus menegaskan, tidak melakukan PHK, tetapi menyalurkan ke perusahaan-perusahaan baru yang membutuhkan karyawan.
"Kami tidak ada PHK, kami salurkan ke perusahaan-perusahaan baru yang membutuhkan karyawan," ucapnya.
Editor : Prayudianto