Kue Leker Rp 500, Kuwalahan Melayani Pembeli

Lamongan, iNewsTuban.id - Kue leker masih cukup laris di buru para penikmat jajanan tradisional. Terbilang jajanan jadul, saat ini kian sulit mendapati penjual kue leker.
Sebagian besar penjual kue leker mematok harga Rp. 1000 perbiji. Namun tak sedikit membandrol harga diatas Rp 5000 perbiji dengan imbuhan variasi rasa aneka toping.
Salah satu pedagang kue leker yang belasan tahun setia berjualan kue leker adalah Kacung Sugiarto (54). Berjualan di area belakang Kantor Kelurahan Babat, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, gerobak sederhananya setiap hari selalu dijubeli para pembeli.
Kue leker pria yang akrab disapa Cak Kacung ini memang istimewa. Selain masih mempertahankan olahan dan cita rasa tradisional, harga jualnya hanya Rp 500 perbiji.
"Murah tapi istimewa," kata Cak Kacung sambil tertawa renyah.
Meski hanya Rp 500 perbiji, ukurannya lumayan besar. Cita rasanya, kemrenyes, gurih manis dan bikin nagih. Keistimewaan itulah yang membuat setiap hari dagangan Cak Kacung yang buka jam 7.00 sampai jam 15.00 WIB selalu dijubeli oleh para pembeli.
Pelanggannya dari beraneka kalangan dari anak SD hingga mahasiswa, pegawai kantoran, dan masyarakat umum lainnya. Selain datang langsung, menurut Cak Kacung banyak pelanggannya yang beli melalui GrabFood.
"Sering juga dapat pesanan untuk acara hajatan dan ulang tahun, " terang Cak Kacung.
Untuk menghindari berjubelnya para pembeli Cak Kacung yang berjualan ditemani istrinya Karyati, setiap harinya sudah mempersiapkan kue leker yang dimasak dari rumah. Kue leker itu dikemasi dalam bungkus plastik berisi 10 biji seharga Rp 5000 perbungkus.
"Di rumah masaknya dari jam 19.00 sampai 23.00," imbuhnya.
Dalam sehari rata-rata Cak Kacung bisa menghabiskan adonan 6 kilogram atau sekitar 1800 kue leker.
Cak Kacung yang berjualan di area kota Wingko sejak tahun 2011, masih mempertahankan cara memasak yang menggunakan bahan bakar arang kayu. Untuk varian rasanya hanya rasa coklat dan pisang raja.
"Dua rasa ini saja sudah kuwalahan. Tidak pernah kepikiran menambah varian rasa lain, " ujar warga Desa Moropelang, Kecamatan Babat ini.
Kurnia Sari salah satu pembeli mengaku hampir tiap hari membeli kue leker Cak Kacung.
"Harganya murah banget dan rasanya bikin selalu ingin terus mengunyah," ujar pramuniaga di toko Babat ini.
Soal berapa keuntungan yang didapat setiap hari, bapak 3 anak dan 3 cucu ini hanya tersenyum simpul. Baginya, dirinya selalu bersyukur dengan berjualan kue leker cukup untuk kebutuhan hidup dan membiayai pendidikan anak ragilnya Hilda Safitri yang kuliah di UNESA Surabaya.
"Dua anak lainnya sudah mentas. Alhamdulillah, jalan rejekinya dari jualan kue leker," ucap Cak Kacung penuh syukur.
Editor : Prayudianto