Petani Tuban dan Lamongan Desak Normalisasi Waduk Jabung Ring Dyke Mangkrak

TUBAN, iNewsTuban.id – Permasalahan Waduk Jabung Ring Dyke yang mangkrak selama bertahun-tahun menjadi sorotan publik karena tidak hanya mengganggu sistem irigasi, tetapi juga memicu konflik kepentingan terkait penggunaan lahan negara.
Para petani berharap pemerintah pusat segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh, agar program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo benar-benar bisa terwujud di lapangan.
Ratusan petani dari wilayah Kecamatan Widang dan Plumpang di Kabupaten Tuban, serta Kecamatan Laren di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menggelar forum musyawarah di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Widang, Selasa (24/6/2025).
Mereka menuntut pemerintah segera menuntaskan permasalahan banjir yang disebabkan oleh buruknya fungsi Waduk Jabung Ring Dyke (JRD) di perbatasan Tuban-Lamongan.
Musyawarah yang turut dihadiri sejumlah kepala desa, camat, hingga unsur Polsek, Koramil, serta perwakilan dari Dinas PUPR, Dinas Pertanian Tuban, dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS BS) ini berlangsung tegang
Ketegangan kian memuncak saat Kepala Desa Banjar, Kecamatan Widang, Suyitno, mempertanyakan kejelasan status lahan tambak di dalam area waduk kepada perwakilan (Staf) Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS BS) dan di jawab tanah tersebut ilegal.
"Kalau memang ilegal apa susahnya untuk hanguskan tambak dalam waduk. Jangan sampai kita ke Jakarta. Jangan sampai, masalah ini Bupati kita , Gubenur kita dianggap tidak pecus kerja. Itu perlu tindak lanjut dari BBWS BS dan PJT " tegas Kades Suyitno .
Lanjutnya, Kades Banjar Suyitno menegaskan kami selaku yang di luar Jabung Ring Dyke wilayah Kecamatan Widang sama Plumpang kita mewakili, harapan kita adalah adanya menormalisasi atau penyelesaian di dalam waduk terutama tambak tambak yang di dalam waduk karena tanah yang ada di dalam waduk itu tanah negara sudah di bebaskan.
"Selaku pemangku wilayah atau dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS BS) sampai Solo maupun dari pemerintahan pusat itu menormalisasi waduk dengan mengembalikan fungsi waduk tersebut." harapnya
Lebih lanjut , Kades Banjar Suyitno mengatakan, tanah itu tanah milik negara dan di buat tambak tambak . Kalau kita, tidak mau menunjuk satu orang per orang tapi setidaknya tanah yang sudah dibebaskan oleh negara itu tidak menyalahi dari pada fungsi dari fungsi waduk.
"Padahal negara membangun waduk itu adalah untuk menyejahterakan rakyat warga yang di sekitar waduk yang notabennya tanah wajib pajak." terang Kades Banjar Suyitno.
Hal serupa, Kepala Desa Gelap Kecamatan Laren , Lamongan Agus Syaifudin menegaskan , persoalanya didalam Waduk Jabung Ring Dyke itu banyak tambak. Jadi aliran air dari Wilayah Kecamatan Widang dan Plumpang itu yang mengarah ke Outlet Jabung itu hanya melewati saluran air.
"Jadi didalam waduk kita membuat ledeng atau Kali (Sungai) hanya lewat itu saja. Nah, itu pun banyak dipenuhi enceng gondok. Perlu adanya normalisasi kususya perbatasan Mlangi dan Simorejo sampai ke Outlet Jabung itu perlu dinormalisasi." Imbuh Kades Gelap , Laren Lamongan.
Terdampaknya, yang ada di waduk Jabung Ring Dyke , andanya tambak tambak di dalam waduk karena aliran air pintu keluar (Outlet) tidak lancar. Selama ini dan saat ini diwilayah kecamatan Widang dan Plumpang genangan air sangat tinggi padahal di wilayah laren tidak ada air.
Sementara, Koha yang mengaku Staf dari BBWS BS, mengatakan untuk pintu keluar air dalam Jabung Ring Dyke yang berada di Kecamatan laren Lamongan itu memang ada rata air yang perlu di Kondisikan. Karena ada beberapa petani yang membutuhkan untuk buka tutup pintu di Outlet waduk.
"Sebenarnya memang ada Outlet tidak maksimal dan memang ada sedimentasi. Dalam waktu dekat ini kita akan melakukan kegiatan menormalisasi Kali Avur agar bisa lancar. Itu sebagai bentuk upaya kami dari BBWS Bengawan solo agar masyarakat bisa tanam." pungkasnya.
Editor : Prayudianto