“jadi untuk produksi briket kulit siwalan dan limbah batok kelapa ini mulai bulan oktober 2022, untuk lokal alhamdulillah sudah nasional tinggal Kalimantan dikarenakan ongkos kirim mahal, sempat beberapa kali kirim ke luar negeri seperti Malaysia dan Australia, untuk omzet sendiri kalo di rata-rata tiap bulan hampir 40 juta itu ada naik turunnya,” ujar Latif Wahyudi.
Harga untuk satu kilogram briket berkisaran Rp. 3.800 sampai Rp. 5.000, tergantung banyaknya jumlah pesanan briket.
Banyaknya permintaan briket di pasar nasional maupun luar negeri, membuat Latif bisa menghasilkan puluhan juta setiap bulannya. Briket ini biasanya digunakan oleh pembeli sebagai pengganti gas elpiji, untuk peternak ayam dan keperluan memanggang bahan makanan di café-café.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait