Bahkan kekejaman Ken Arok juga membuat seorang perempuan menjadi korbannya. Dia diculik dan diperkosa di Hutan Adiyuga. Boleh dibilang, inilah pertama kalinya Ken Arok melakukan tindak kejahatan terhadap perempuan.
Pada Kakawin Pararaton hasil pembacaan JLA Brandes, ahli epigraf tertulis hutan tersebut milik warga Kapundungan, sedangkan dalam Pararaton keropak 19 L 600 hasil pembacaan Agung Kriswanto, tertulis Hutan Adiyuga milik warga Mundung.
Penyebutan Mundung disebut beberapa ahli sejarah lebih masuk akal daripada Kapudungan. Sebab lokasinya berada di sebelah utara Segenggeng, sedangkan Tegal Sanja tempat Ken Arok dan Tuan Tita, rekan kerja Ken Arok membegal berada di sebelah timur Sagenggeng.
Kabar Ken Arok dan rekannya yang menjadi pelaku kejahatan kelas atas membuat Tunggul Ametung, penguasa Tumapel kala itu marah. Dia bertekad melenyapkan Ken Arok yang kala itu masih berusia remaja. Apalagi kabar Ken Arok sebagai begal sudah terdengar hingga pemerintahan Daha, Kerajaan Kediri yang menjadi wilayah atasan Tumapel.
Ken Arok akhirnya pergi dari Sagenggeng. Tapi nasib sang sahabat Tuan Tita dalam Pararaton tidak lagi diketahui juga. Apakah dia berhasil lolos dari penangkapan pasukan Tumapel atau terbunuh oleh anak buah Tunggul Ametung, tidak ada jejak dan catatan sejarahnya.
Patung Ken Arok, pendiri kerajaan Singasari. (istimewa).
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait