Forbes melaporkan, alternatif mobil listrik murah di China telah 'menghancurkan' pangsa pasar Nissan.
"Akar masalahnya berasal dari gelombang alternatif EV yang lebih murah yang datang dari China yang membanjiri pasar global dan mencuri pangsa pasar dari perusahaan Jepang itu," demikian laporan tersebut.
Perusahaan itu berisiko menanggung utang terbesarnya pada 2026, berpotensi berutang sebanyak 5,6 miliar dolar AS, demikian yang disarankan.
Penjualan perusahaan di seluruh dunia merosot sebesar 3,8 persen menjadi 1,59 juta kendaraan pada paruh pertama tahun keuangan saat ini, sebagian besar didorong oleh penurunan 14,3 persen di China.
Nissan memiliki sekitar 7.000 karyawan di Inggris, termasuk 6.000 di pabrik pembuat mobil terbesar di negara itu di Sunderland.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait