"Kami punya waktu 12 atau 14 bulan untuk bertahan hidup. Ini akan sulit. Dan pada akhirnya, kita butuh Jepang dan AS untuk menghasilkan uang tunai," kata pejabat senior di Nissan, lapor Financial Times.
"Secara global, saat ini kami memiliki 25 lini produksi kendaraan. Rencana kami saat ini adalah mengurangi kapasitas maksimum operasional dari 25 lini ini sebesar 20 persen," kata Kepala Manufaktur Nissan Hideyuki Sakamoto.
"Salah satu metode khusus untuk ini adalah mengubah kecepatan lini dan pola perpindahan gigi, sehingga meningkatkan efisiensi personel operasional," ujarnya.
Ada saran bahwa Nissan dapat memperkuat hubungan dengan produsen mobil terbesar kedua di Jepang, Honda, yang dapat membeli saham di perusahaan yang lebih kecil - meskipun sumber menggambarkan ini sebagai 'upaya terakhir'.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait