Benteng Hila Terkepung
Pasukan Ulupaha berhasil mengepung rapat Benteng Hila. Semua akses keluar dari benteng ditutup, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa melarikan diri. Setiap desa yang memihak Kapitan Ulupaha mengirimkan sekitar 50 pemuda untuk memperkuat pengepungan tersebut.
Situasi di benteng semakin gawat. Serangan terus-menerus membuat atap rumah residen Belanda harus diangkat karena ancaman kebakaran. Baru pada 6 Juni, kapal Tweed tiba di perairan Hila, menyelamatkan benteng yang hampir jatuh ke tangan pasukan Ulupaha.
Serangan Kedua yang Terencana
Menjelang serangan kedua, Kapitan Ulupaha mengirim mata-mata untuk mempelajari situasi di sekitar Benteng Amsterdam. Ia juga mengutus beberapa kepala desa ke Seram untuk meminta tambahan pasukan. Diperkirakan, pasukan dari Seram dapat dikumpulkan dalam waktu tiga hari untuk memperkuat Hitu.
Serangan besar yang telah direncanakan matang akhirnya dilancarkan pada 24 Juli. Salah satu panglima yang berjasa dalam serangan ini adalah Paticula dari Wakal. Meski telah tua, lumpuh, dan setengah buta, Kapitan Ulupaha tetap berada di tengah pasukannya.
Dengan duduk di kursi tandu, ia terus memberikan arahan dan semangat kepada para pejuang, menjadi simbol perjuangan tak kenal menyerah dalam perlawanan terhadap penjajah.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait