Learning Loss dalam Pendidikan Dasar: Tantangan dan Solusi

Marita Ika Joesidawati
Learning Loss dalam Pendidikan Dasar: Tantangan dan Solusi.

SURABAYA, iNewsTuban.id - Learning Loss dalam Pendidikan Dasar: Tantangan dan Solusi

Oleh : Marita Ika Joesidawati
 

Abstrak

Learning loss, atau kehilangan pembelajaran, telah menjadi isu global yang mengancam kualitas pendidikan, terutama di tingkat dasar. Meskipun pandemi COVID-19 memperparah kondisi ini, learning loss sebenarnya telah ada sebelumnya akibat berbagai faktor struktural dan sistemik. Makalah ini membahas penyebab learning loss yang tidak terkait COVID-19, dampaknya terhadap pendidikan dasar, serta solusi yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi masalah ini. Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif, diharapkan learning loss dapat diminimalisir untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Pendahuluan

Pendidikan dasar merupakan fondasi utama bagi pengembangan keterampilan kognitif, sosial, dan emosional siswa. Namun, fenomena learning loss atau kehilangan pembelajaran telah mengancam kualitas pendidikan dasar di berbagai belahan dunia. Learning loss tidak hanya terjadi akibat pandemi COVID-19, tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor struktural seperti ketimpangan kualitas pendidikan, metode pembelajaran yang tidak efektif, dan kurangnya dukungan terhadap kebutuhan individual siswa. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis penyebab, dampak, dan solusi learning loss dalam konteks pendidikan dasar.
Penyebab Learning Loss yang Tidak Terkait COVID-19

1.    Ketimpangan Kualitas Pendidikan
Ketimpangan kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan menjadi penyebab utama learning loss. Di daerah terpencil, akses terhadap sumber belajar yang memadai, seperti buku, teknologi, dan guru berkualitas, masih sangat terbatas. Infrastruktur pendidikan yang tidak memadai, seperti ruang kelas yang tidak layak, semakin memperparah kondisi ini. Akibatnya, siswa di daerah tersebut mengalami ketertinggalan yang signifikan dibandingkan dengan rekan-rekannya di perkotaan.
2.    Metode Pembelajaran yang Tidak Efektif
Banyak guru masih mengandalkan pendekatan konvensional, seperti ceramah satu arah, yang kurang melibatkan siswa secara aktif. Metode ini tidak sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, terutama untuk materi yang bersifat abstrak atau kompleks. Akibatnya, siswa kesulitan memahami materi, kehilangan minat belajar, dan mengalami penurunan kompetensi akademik.
3.    Kurangnya Perhatian terhadap Kebutuhan Individual
Setiap siswa memiliki gaya belajar dan kecepatan pemahaman yang berbeda-beda. Namun, sistem pendidikan yang seragam seringkali mengabaikan hal ini. Siswa yang kesulitan memahami materi tertentu tidak mendapatkan pendampingan yang memadai, sehingga mereka semakin tertinggal. Pendekatan pendidikan yang inklusif dan berbasis kebutuhan individu masih belum menjadi prioritas.
4.    Masalah Gizi dan Kesehatan
Banyak siswa di pendidikan dasar mengalami malnutrisi atau masalah kesehatan yang menghambat konsentrasi dan kemampuan belajar mereka. Misalnya, anemia akibat kekurangan zat besi dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan daya ingat. Masalah kesehatan ini sering diabaikan karena dianggap tidak berkaitan langsung dengan proses pembelajaran.
5.    Kurikulum yang Padat dan Tidak Relevan
Kurikulum pendidikan dasar seringkali terlalu padat dan tidak relevan dengan konteks kehidupan siswa. Banyak materi pelajaran dirasa terlalu teoritis dan tidak aplikatif, sehingga siswa kesulitan memahami relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan siswa kehilangan motivasi belajar dan menganggap pendidikan sebagai beban.

Editor : Prayudianto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network