Kemampuan Nono dalam menulis terbentuk dari kebiasaan membaca yang sudah dilakukan sejak kecil. Saat di SD hingga SMP buku-buku di perpustakaan sekolah dilahap semua. Dirinya bahkan rela menyisihkan uang sakunya untuk membeli buku, demi memuaskan dahaga ilmu.
Dari kebiasaan membaca itu, menuntun nalurinya untuk bisa menghasilkan karya tulis. Mulai menulis sejak SMP dan menginjak SMA hasil karya tulisnya satu persatu mulai menghias media massa.
Hobi membaca itu menjadikan candu. Hingga saat ini ribuan buku dari berbagai genre tersimpan di perpustakaan pribadi rumahnya.
“Selain mengasah daya pikir, buku bacaan juga menjadi refrensi untuk berkarya tulis,” terang Nono yang juga pranatacara ternama ini.
selain terus mengoleksi buku, selama belasan tahun Nono juga berlangganan majalah berbahasa jawa yang masih eksis terbit seperti Jaya Baya, Panjebar Semangat, dan Djaka Lodhang. Menurut mantan penyiar radio Handayani FM dan Radio Sinta FM itu, berlangganan majalah berbahasa jawa, selain wujud kecintaan pada literasi jawa juga pengejahwentahan dari turut melestarikan budaya dan sastra jawa.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait