Hal ini turut membakar ketegangan laten antara para pengikut bangsawan dan santri Sang Pangeran. Para bangsawan, yang hampir semuanya orang Jogja, cenderung memandang Kiai Mojo dan para ulama Surakarta lain dengan penuh curiga.
Sikap curiga sebaliknya juga dirasakan para santri Surakarta terhadap bangsawan Jogja. Akan tetapi, itu semua baru terjadi nanti di kemudian hari.
Sebab pada awal 1800, hubungan-hubungan pribadi Pangeran Diponegoro masih terbatas pada wilayah di sekitar Yogyakarta saja. Semua masih tetap seperti ini hingga masa jabatan Residen Belanda HG Nahuys Van Burgst.
Konon di masa residen Belanda Nahuys itulah, Pangeran Diponegoro untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar wilayah Yogyakarta.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait