TUBAN, iNewsTuban.id - Seorang perempuan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menjadi korban penipuan bermodus audit pajak oleh oknum yang mengaku dari DJP. Dalam tekanan dan bujuk rayu, korban terjerat untuk terus menerus mentransfer uang, hingga kehilangan ratusan juta rupiah dalam waktu singkat.
Drama penipuan menimpa seorang perempuan berusia 51 tahun bernama Yunanik, warga Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Semua bermula saat Yunanik menerima telepon dari seorang pria yang mengaku pegawai pajak dan menyebut rekeningnya sedang diaudit.
Dengan dalih rekeningnya akan diawasi PPATK, pelaku mengarahkan Yunanik untuk membuat rekening baru di Allobank dan mengirimkan identitas dirinya. Dalam kondisi panic, Yunanik menuruti setiap arahan yang diberikan.
Sempat tergiur dengan transfer uji coba senilai Rp50.000 yang bisa ditarik kembali, Yunanik mulai ditekan untuk terus menerus mentransfer uang dengan nominal semakin besar.
Hanya dalam hitungan jam, Yunanik kehilangan total Rp878.600.000. Rinciannya Rp. 39 juta hilang dari rekening BCA dan Rp839.600.000 ludes dari rekening Mandiri. Peristiwa itu terjadi pada 17 November 2025.
Dalam keadaan terguncang, Yunanik berlari ke Polres Tuban, Bank Mandiri, BCA, hingga melaporkan kasus ini ke Polda Jawa Timur untuk pemblokiran dan penelusuran dana.
Menurut dia, ada orang yang mengaku dari pajak, mau audit. terus membahas pajak-pajak, akhirnya mengalih ke uang. "Kalau ibu punya uang pun nanti kalau nggak dipindahkan itu kan kena pajak, diawasi sama PPATK. gitu. lah saya nggak mau kena pajak ya nggak apa-apa, setiap transfer ya kena pajak nggak apa-apa. Saya nggak mau bikin rekening. nanti bisa kok, bu, dipindahkan lagi ke mandiri lagi atau ke bca lagi atau bank yang ibu punya. Lah, enggak, saya nggak mau, saya bilangnya gitu. nggak apa-apa, bu, nanti dicoba. kalau nggak bisa dipindahkan lagi, ibu nggak buat nggak apa-apa," gitu. terus akhirnya saya, "coba bu, dibuat, kan itu rekening atas nama ibu sendiri, ngapain ibu takut?" gitu. terus akhirnya saya rp 500.000. habis rp500.000, itu terus-menerus hp muter terus yang satu. "terus, ada hp yang satu, bu, biar telepon." hp saya yang satu rusak. "biar nggak bisa dipakai, nomornya aja udah mati," saya bilang. "coba, bu, coba tak telponi, tak telponi begini nanti biar melancarkan auditnya," gitu. terus akhirnya mau audit, kok hp saya itu kok muter terus, katanya itu auditnya belum selesai. "berapa persen, bu? berapa persen?" "oh, ini sudah mencapai 30%." "oh, iya bu, transfer lagi bu, biar cepat selesai, biar waktunya lebih cepat," transfer lagi.saya langsung lari ke polda. mencapai Rp878.600.000 yang di mandiri, pokoknya segitu itu dikurangi Rp39 juta,” ujar Yunanik, korban penipuan.
Yunanik berharap uang hasil jerih payahnya dapat dikembalikan dan meminta pihak bank yang terkait dapat membantu proses penelusuran. Agar masalah ini segera mendapatkan kejelasan.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait
