TUBAN, iNewsTuban.id – Menjadi Politisi awalnya bukanlah cita-cita bagi Imam Sutiono, salah satu pemuda warga Desa Kumpulrejo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban. Namun petani buah melon ini akhirnya sukses duduk di lembaga legislatif DPRD Tuban, bahkan sebagai pimpinan DPRD.
Bicara soal Melon, pasti ada untung dan rugi. Pernah dalam suatu waktu, gara-gara Pandemi Covid 19, Imam mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah, karena panen buah Melon di saat Pandemi, buah melon tidak bisa didistribusikan keluar kota, akibat penyekatan dan buahnya akhirnya busuk karena tidak bisa dijual keluar kota.
Namun, kerugian itu tidak hanya dialaminya sendiri , hampir seluruh petani Melon di Parengan juga mengalami kerugian. Meski mengalami kerugian besar, hal itu tidak membuat para petani patah arang, Ketua DPC Demokrat Tuban ini lantas mendirikan sebuah badan koperasi.
Koperasi Kridha Tani Mandiri yang ia dirikan pasca Pandemi, beranggotakan para petani se-Kecamatan Parengan, membuat para petani di daerah tersebut berdaya. Bahkan baru-baru ini Koperasi Kridha Tani Mandiri mendapat kucuran dana dari CSR Pertamina EP Cepu sejumlah Rp. 42 juta, yang digunakan untuk modal menanam buah Melon. Bahkan tanam Melon yang menghabiskan modal Rp. 55 juta itu, saat ini sudah panen dan surplus mendapatkan hasil panen Rp. 120 juta.
Sementara persoalan yang dihadapi para petani saat ini adalah langkanya pupuk subsidi. Pupuk subsidi yang dinanti-nantikan petani seakan menghilang, yang konon diduga dipermainkan oleh sejumlah pihak, dan hal itu sangat merugikan petani.
“memang jadi petani itu tidak mudah, namun berkat usaha serius saya rasa semua hal akan mendapatkan hasil dari perjuanganya tersebut, apalagi persoalan pupuk subsidi saat ini juga langka, tentu menjadi kendala serius bagi petani, mudah-mudahan pemerintah mendengar keluhan para petani, agar pupuk subsidi semakin mudah didapatkan oleh petani,” ujar Imam Sutiono kepada Podcast Cethik Geni.
Editor : Prayudianto