"Kami tidak hanya ingin memperkenalkan alat Hario, tetapi juga mengajarkan bagaimana cara menikmati kopi dengan teknik slow coffee. Ini adalah pengalaman yang berbeda dan unik, dan kami berharap para penikmat kopi di Indonesia dapat menghargai dan menikmati proses ini," kata Martony.
Meskipun segmen pasar untuk slow coffee ini masih terbatas dan lebih segmented dibandingkan dengan kopi yang diseduh menggunakan mesin espresso, Martony optimistis kehadiran Hario Cafe Tokyo mendapatkan tempat di hati para penikmat kopi di Indonesia. Tantangan terbesar, menurutnya, adalah pada pricing, mengingat proses penyeduhan manual membutuhkan biji kopi dengan kualitas tinggi yang biasanya lebih mahal.
Namun, dengan fokus pada kualitas dan edukasi, Hario Cafe yakin dapat menarik minat konsumen yang mencari pengalaman kopi yang lebih mendalam dan berbeda.
"Dengan pembukaan Hario Cafe di One Satrio ini, diharapkan konsep slow coffee dan teknik manual brew dapat semakin dikenal dan diterima oleh masyarakat Indonesia, membawa budaya kopi di Indonesia menuju ke gelombang ketiga yang lebih fokus pada kualitas dan rasa," ujar Mike, Head Barista Hario Cafe.
Editor : Prayudianto