Ketika keluarganya menawarkan gelar kehormatan Datuk, yang membawa tanggung jawab besar dalam masyarakat, ia dihadapkan pada dua pilihan yang sulit: menolak gelar tersebut dan menikahi Syarifah, atau menerima gelar Datuk dan meninggalkan cintanya.
Setelah merenung, Ibrahim memilih untuk menerima gelar tersebut, memahami bahwa tanggung jawab terhadap keluarga dan masyarakatnya harus diutamakan. Keputusan ini memisahkannya dari Syarifah, cinta pertamanya yang ia tinggalkan dengan berat hati.
Setelah penobatannya, Ibrahim, yang kini dikenal sebagai Datuk Tan Malaka, melanjutkan pendidikannya ke Belanda. Jarak yang begitu jauh semakin memperlebar jurang antara dirinya dan Syarifah.
Tanpa kabar dari Tan Malaka, Syarifah akhirnya menerima lamaran dari Bupati Cianjur, RAA Wiranatakusumah, seorang pria yang sudah memiliki dua istri. Pernikahan ini, sayangnya, tidak membawa kebahagiaan bagi Syarifah, yang akhirnya berujung pada perceraian.
Sementara itu, kegagalan cinta pertamanya telah meninggalkan luka mendalam di hati Tan Malaka. Sejak itu, ia memilih untuk hidup sendiri, tanpa terikat pada hubungan yang serius sebagaimana pahlawan kemerdekaan lainnya.
Editor : Prayudianto