Di Tengah Tantangan Industri 2024, SIG Jaga Konsistensi Menuju Bisnis Bahan Bangunan Berkelanjutan

Inovasi semen hijau dan produk turunan ramah lingkungan ini tidak lepas dari penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan yang diterapkan di pabrik-pabrik semen SIG. Perusahaan meningkatkan efisiensi sumber daya dan optimalisasi produksi melalui implementasi advanced-process control, pemanfaatan bahan baku alternatif. Selain itu, akselerasi pemanfaatan bahan bakar alternatif menjadi jawaban sebagai upaya transisi menuju energi bersih melalui substitusi penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara. Beragam inisiatif keberlanjutan yang dilakukan oleh SIG berhasil menurunkan emisi karbon pada produk-produknya hingga 38% dibandingkan semen konvensional.
Sebagai market leader, komitmen SIG dalam menjaga kualitas dan mutu produk untuk mencapai kinerja unggul dan berkelanjutan, telah membawa Perusahaan meraih peringkat Emas dalam penghargaan SNI Award 2024 pada ajang 19th National Quality Award of Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Vita Mahreyni mengatakan, penghargaan ini membuktikan bahwa produk bahan bangunan yang diproduksi oleh SIG telah mendapatkan jaminan kualitas dan mutu, serta keamanan produk berupa sertifikat SNI.
“Penghargaan ini membuktikan bahwa produk bahan bangunan yang diproduksi oleh SIG telah mendapatkan jaminan kualitas dan mutu, serta keamanan produk berupa sertifikat SNI. Ke depan, SIG akan terus fokus untuk mendorong semen hijau dan produk turunannya yang inovatif dan ramah lingkungan sebagai katalis pertumbuhan kinerja berkelanjutan. SIG juga siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, dalam pembangunan infrastruktur dan hunian ramah lingkungan,” ujar Vita Mahreyni.
Kinerja Keberlanjutan yang Semakin Prima
Selain mencatatkan profitabilitas pada kinerja bisnis, SIG juga membuktikan komitmennya pada aspek keberlanjutan dengan pencapaian yang membanggakan. Pada 2024, SIG mencatatkan penurunan intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) cakupan 1 sebesar 19,5% dibandingkan baseline tahun 2010. Sementara itu, emisi GRK cakupan 2 (emisi tidak langsung dari energi listrik) berhasil turun sebesar 16,4% dibanding baseline tahun 2019.
Editor : Prayudianto